- Oleh MC KAB MERAUKE
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 20:49 WIB
: Gubernur Banten Andra Soni mendampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja ke Pasar Induk Rau, Kota Serang, Rabu (20/8/2025)/ Biro Adpimpro Banten.
Oleh MC PROV BANTEN, Kamis, 21 Agustus 2025 | 06:01 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 137
Banten, InfoPublik- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersama Gubernur Banten Andra Soni melakukan kunjungan kerja ke Pasar Induk Rau, Kota Serang, Rabu (20/8/2025). Kunjungan tersebut bertujuan mengecek langsung kondisi harga kebutuhan pokok sekaligus memastikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog berjalan lancar.
Mendagri Tito Karnavian menjelaskan bahwa Pasar Induk Rau dipilih sebagai lokasi kunjungan karena merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Serang dan menjadi barometer harga kebutuhan pokok.
“Dari rapat rutin setiap Senin yang kita lakukan, kita melihat komoditas yang sering mengalami kenaikan adalah bawang merah, cabai merah, beras, tomat, daging ayam, telur, dan minyak goreng,” ujar Tito.
Ia menambahkan, harga sejumlah komoditas saat ini relatif stabil. Bawang merah berada pada kisaran Rp30.000–Rp35.000 per kilogram, lebih rendah dibanding harga sebelumnya yang pernah mencapai Rp70.000.
Harga cabai juga turun signifikan menjadi Rp35.000 per kilogram setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp100.000.
Adapun harga beras terjaga berkat intervensi SPHP dari Bulog, yakni Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per kemasan 5 kilogram.
“Intervensi ini berhasil menjaga harga beras di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Kami berterima kasih kepada Badan Pangan Nasional dan Bulog yang sudah bekerja maksimal,” kata Tito.
Tito menekankan pentingnya pengawasan distribusi agar tidak terjadi praktik curang.
“Presiden mewanti-wanti agar harga tetap menguntungkan petani, tapi juga tidak memberatkan masyarakat. Jangan ada permainan curang seperti penimbunan atau pengoplosan beras. Jika ada, itu melanggar undang-undang perlindungan konsumen dan bisa dikenakan pidana,” tegas dia.
Sementara itu, Andra Soni menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Banten senantiasa responsif dalam upaya pengendalian inflasi melalui stabilisasi harga bahan pokok.
Pemprov Banten, lanjutnya, siap bersinergi dengan Bulog untuk memperluas jangkauan distribusi beras SPHP hingga ke seluruh wilayah.
“Distribusi harus tepat sasaran agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” kata Andra Soni.
Direktur Utama Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa Bulog telah menyalurkan beras SPHP melalui tujuh jalur distribusi, mulai dari pedagang pasar, koperasi desa, instansi pemerintah termasuk TNI-Polri, hingga ritel modern.
“Total stok dari Bapanas sebanyak 1,3 juta ton, dan hingga hari ini sudah tersalur sekitar 45 ribu ton. Per hari kita distribusikan rata-rata 6–7 ribu ton. Stok masih sangat aman dan masyarakat tidak perlu khawatir,” jelas Ahmad Rizal.
Bulog juga memastikan kualitas beras SPHP tetap terjaga melalui proses fumigasi dan perawatan gudang secara rutin. “Beras SPHP layak konsumsi, bersih, sehat, tanpa kutu dan kotoran. Penjualan juga diawasi melalui aplikasi berbasis KTP agar lebih terkontrol,” tambah dia.
Di lokasi yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen maupun konsumen.
“Presiden tidak ingin harga gabah di bawah Rp6.500 per kilogram. Itu harga dasar yang wajib diikuti penggilingan padi. Sementara untuk konsumen, harga beras tidak boleh melebihi HET,” ujar Arief.
Ia juga mengingatkan pelaku usaha penggilingan padi agar tidak melakukan praktik curang.
"Jangan ada penyalahgunaan label. Kalau isinya medium jangan ditulis premium. Ke depan, semua harus sesuai agar distribusi berjalan baik dan masyarakat terlindungi,” kata dia.
(Mills/MC Prov Banten)