- Oleh MC PROV RIAU
- Selasa, 15 Juli 2025 | 22:13 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:18 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 70
Pekanbaru, InfoPublik – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kembali menggelar program pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau. Pada angkatan pertama tahun ini, pelatihan difokuskan bagi 33 peserta asal Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Kepala Bagian Umum Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP), Sutrisno Sipahutar, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan hasil sinergi berbagai pihak untuk meningkatkan kompetensi petani sawit.
“Tahun ini adalah tahun keempat kami dipercaya melanjutkan program penguatan SDM di sektor sawit. Kepercayaan ini membuktikan bahwa pelatihan sebelumnya memberi manfaat nyata sehingga kembali dilanjutkan,” ujarnya di Hotel Novotel Pekanbaru, Senin (25/8/2025).
Pelatihan berlangsung mulai 25 Agustus hingga 3 September 2025. Selama sepuluh hari, peserta akan mendapatkan materi teori di kelas hingga praktik lapangan. Fokus utama program adalah memperkuat kelembagaan petani, agar lebih mudah berkolaborasi, mengakses bantuan, serta meningkatkan daya saing usaha.
Selain itu, peserta dibekali pengetahuan tentang pentingnya kemitraan usaha untuk memastikan kepastian pasar, akses teknologi, hingga peluang pendanaan. “Seluruh materi disusun berdasarkan Keputusan Dirjen Perkebunan Nomor 57 Tahun 2023, dengan total 80 jam pelajaran,” jelas Sutrisno.
Pelatihan ini juga mengasah keterampilan kepemimpinan dalam kelembagaan, meningkatkan kemampuan pengelolaan ekonomi, serta mendorong kemandirian petani sawit. Kegiatan dilengkapi dengan kunjungan kerja ke kelompok tani dan integrasi materi secara menyeluruh.
Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian, menegaskan pentingnya produktivitas sawit rakyat. Dari total 16,83 juta hektare luas perkebunan sawit di Indonesia, sekitar 7,3 juta hektare merupakan milik masyarakat.
“Kebutuhan minyak nabati, industri hilir, hingga program biofuel nasional sangat bergantung pada produktivitas sawit rakyat. Kalau dikelola dengan baik, potensi hasilnya bisa mencapai 5 hingga 6 ton per hektare per tahun,” terangnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, menambahkan bahwa kelembagaan petani harus diperkuat agar tidak lagi bekerja secara individual. Dengan berkelompok, petani akan lebih kuat dalam jejaring usaha dan mampu bersaing layaknya perkebunan skala besar.
“Kalau pengelolaan berhasil dan jejaring terbentuk, perkebunan rakyat tidak akan jauh berbeda dengan perkebunan besar. Pemerintah melalui BPDP juga memberi akses pembiayaan sarana prasarana,” ungkapnya.
Menurut Syahrial, dukungan BPDP tidak hanya berupa pelatihan dan sarana prasarana, tetapi juga beasiswa pendidikan bagi anak petani sawit. Hingga kini, lebih dari 1.900 mahasiswa telah menerima beasiswa dari BPDP di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ia berharap semakin banyak petani sawit Riau memanfaatkan program peningkatan kapasitas ini. “Tujuan akhirnya agar sawit Riau semakin berdaya saing. Petani tidak hanya menghasilkan panen, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah dan nasional,” pungkasnya.
(Mediacenter Riau/bib)