- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:36 WIB
: Mince Kambu, Kepala Sekolah SD Negeri 9 Kota Sorong dalam dialog dengan para guru dan kepala sekolah yang diselenggarakan di SD Negeri 24 Rufei, Kota Sorong (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 10 Februari 2025 | 14:40 WIB - Redaktur: Untung S - 336
Jakarta, InfoPublik – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah Indonesia mulai menunjukkan dampak positif pada siswa di berbagai sekolah, termasuk di Kota Sorong. Mince Kambu, Kepala Sekolah SD Negeri 9 Kota Sorong, mengungkapkan perubahan signifikan yang terjadi pada para siswanya setelah menerima makanan bergizi secara rutin.
“Dulu, saat saya mengajar matematika, banyak siswa yang cepat lelah dan kesulitan fokus. Sekarang, setelah mereka makan bergizi, semangat mereka meningkat. Mereka bahkan ingin belajar lebih lama. Beberapa siswa yang biasanya malas datang ke sekolah, kini hadir setiap hari karena mereka tahu ada makanan bergizi yang menanti mereka. Perubahan ini sangat luar biasa,” kata Mince, dalam dialog dengan para guru dan kepala sekolah yang diselenggarakan di SD Negeri 24 Rufei, Kota Sorong, Senin (10/2/2025).
Tak hanya di tingkat SD, program ini juga memberikan hasil positif di tingkat SMA. Agustinus Kambuaya, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kota Sorong, juga menyampaikan hal serupa. Sejak November 2024, program MBG telah membantu meningkatkan semangat belajar siswa di sekolahnya.
“Anak-anak lebih bersemangat dan ada peningkatan dalam aktivitas belajar mereka. Kami berharap program ini bisa terus berlanjut tanpa terputus karena manfaatnya sangat terasa,” ujar Agustinus.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq menyatakan bahwa program MBG akan diterapkan secara bertahap di seluruh Indonesia, dengan target semua sekolah yang membutuhkan dapat menerima manfaat pada akhir 2025. Pemerintah juga memastikan bahwa program ini dilaksanakan dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur dan sumber daya di tiap daerah.
“Pemerintah berkomitmen penuh agar seluruh anak Indonesia yang membutuhkan dapat merasakan manfaat dari program ini,” jelas Wamen Fajar.
Saat ini, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program MBG, dan jumlah ini akan meningkat menjadi Rp171 triliun pada akhir tahun 2025. Program ini lebih difokuskan kepada sekolah-sekolah di daerah dengan tingkat kerawanan pangan tinggi, serta sekolah yang siswanya berasal dari keluarga menengah ke bawah.
“Sekolah di daerah perkotaan yang siswanya berasal dari keluarga mampu mungkin tidak membutuhkan bantuan ini. Oleh karena itu, pemerintah lebih memprioritaskan sekolah-sekolah yang siswanya benar-benar membutuhkan bantuan makanan bergizi,” lanjut Wamen Fajar.
Selain program MBG, pemerintah juga sedang melaksanakan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut antara lain redistribusi Guru P3K ke sekolah-sekolah swasta yang membutuhkan, pemberian insentif bagi guru honorer yang belum tersertifikasi, serta beasiswa untuk guru yang belum memiliki gelar S1/D4 agar dapat melanjutkan pendidikan mereka.
Pemerintah juga fokus pada pengurangan beban administrasi guru, sehingga mereka dapat lebih fokus mengajar dan mendampingi siswa. Selain itu, peran guru konseling semakin ditingkatkan untuk mendukung perkembangan psikologis dan sosial siswa di sekolah.
“Pendidikan harus menjadi hak setiap anak di Indonesia, tanpa terkecuali. Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa, baik di kota maupun di daerah terpencil, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang,” tutup Wamen Fajar.
Dengan berbagai kebijakan ini, pemerintah berkomitmen menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa. Program MBG menjadi salah satu langkah penting dalam mencapainya, di mana asupan gizi yang baik menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar siswa di seluruh Indonesia.