- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:06 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Kamis, 29 Mei 2025 | 04:38 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 273
Pekanbaru, InfoPublik – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, mengunjungi satu calon siswa di Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Selasa (27/5/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari pengawasan terhadap proses verifikasi penerima manfaat dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Menteri Sosial ingin memastikan bahwa asesmen yang dilakukan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Dinas Sosial benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan.
“Saya ingin memastikan asesmen yang dilakukan benar-benar sesuai kenyataan. Kami ingin penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Provinsi Riau berjalan sesuai harapan Presiden,” ujar Saifullah Yusuf.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan berasrama yang digagas pemerintah untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Layanan pendidikan ini akan dikelola secara khusus dengan pendekatan berbasis empati dan pembinaan karakter.
“Kita ingin kepala sekolah yang mumpuni, empatik, dan guru yang telaten. Tata kelola sekolah harus baik dan diawasi oleh masyarakat,” jelasnya.
Meski bersifat berasrama, Kementerian Sosial tetap membuka akses bagi orang tua untuk mengunjungi anak-anak mereka secara fleksibel, guna menjaga hubungan emosional dan dukungan psikologis.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Riau, Abdul Wahid, yang mendampingi kunjungan tersebut, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan solusi strategis dalam menjawab masalah akses pendidikan bagi warga miskin di daerahnya.
“Ini langkah yang tepat dan jangan ditunda. Banyak rakyat tak bisa sekolah karena jangkauan. Sekolah berasrama ini jadi solusi. Seluruh biaya ditanggung pemerintah, dari makan, pakaian, hingga alat tulis,” tutur Gubernur Wahid.
Salah satu orang tua calon siswa, Eliswati, menyambut baik program ini. Ia mengaku kesulitan membiayai pendidikan anak keempatnya akibat kondisi ekonomi keluarga yang sangat terbatas.
“Alhamdulillah, ini meringankan beban kami. Saya kepala keluarga sekarang karena suami tidak bisa bekerja lagi lantaran sakit. Saya kerja serabutan, kadang bantu di pasar atau nyuci di rumah orang. Penghasilan habis buat beli beras, rasanya tidak sanggup menyekolahkan anak sendiri,” ungkapnya haru.
Program Sekolah Rakyat menjadi simbol hadirnya negara untuk memastikan bahwa setiap anak, apa pun latar belakang ekonominya, tetap memiliki hak yang setara dalam mengakses pendidikan yang layak dan bermartabat.
(Mediacenter Riau/ms)