- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:27 WIB
: Deputi Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo, di Jakarta, Jumat (18/7/2025)./Foto Istimewa/Humas BSN
Jakarta, InfoPublik – Guna memastikan mutu dan keamanan peralatan makan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Standardisasi Nasional (BSN) resmi menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang wadah makanan bersekat (food tray) berbahan baja tahan karat. Langkah ini menjadi penopang strategis bagi suksesnya program prioritas nasional yang menyasar pemenuhan gizi peserta didik.
Penetapan SNI tersebut diumumkan BSN melalui Keputusan Kepala BSN Nomor 182/KEP/BSN/6/2025 tertanggal 18 Juni 2025. SNI ini mengatur klasifikasi, mutu, dan metode uji terhadap food tray berbahan baja tahan karat, sebagai bagian dari upaya mendukung kualitas layanan MBG tidak hanya dari sisi makanan, tetapi juga alat penyajiannya.
“Standar ini menjamin bahwa food tray yang digunakan tidak hanya aman dan higienis, tapi juga kuat dan tahan lama. Ini bentuk komitmen kami dalam mendukung MBG secara komprehensif,” kata Deputi Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo, di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Hendro menjelaskan bahwa wadah bersekat sebagaimana diatur dalam SNI ini digunakan untuk memisahkan porsi nasi, lauk, sayuran, hingga buah, dan wajib memenuhi persyaratan teknis mulai dari ketahanan korosi, kekuatan beban, hingga komposisi kimia baja tahan karat. Standar ini dikembangkan oleh Komite Teknis 77-02 Produk Logam Hilir di bawah koordinasi Kementerian Perindustrian.
SNI 9369:2025 secara tegas mengatur bahwa: Food tray harus bebas karat, retak, dan tepi tajam; Harus tahan uji kabut garam minimal 72 jam; Harus menahan beban 15 kg selama 15 menit; Komposisi kimia baja sesuai spesifikasi teknis untuk keamanan pangan.
Food tray baja tahan karat dinilai ideal karena mudah dibersihkan, tidak menyerap bau atau warna makanan, dan awet dalam jangka panjang.
Menurut data Kementerian Perindustrian, kebutuhan alat makan dan minum dalam mendukung MBG diperkirakan mencapai 82,9 juta unit. Angka ini menunjukkan potensi besar bagi industri dalam negeri dalam memenuhi permintaan sekaligus mendorong pertumbuhan sektor manufaktur logam nasional.
Meski SNI 9369:2025 saat ini bersifat sukarela, BSN mendorong produsen dan pemerintah daerah menjadikannya sebagai acuan. BSN juga berencana memperkuat penerapannya melalui penunjukan lembaga penilaian kesesuaian serta diseminasi aktif kepada pelaku industri dan pemangku kepentingan.
“Ini bukan sekadar soal standar teknis. Ini bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun ekosistem industri alat makan yang aman, berkualitas, dan mandiri,” tegas Hendro.
Penetapan standar ini menjadi bukti bahwa keberhasilan Program MBG tidak hanya terletak pada aspek penyediaan makanan bergizi, tetapi juga pada peralatan yang digunakan untuk menyajikannya—sebuah sinergi antara standar mutu, kesehatan masyarakat, dan penguatan industri nasional.