- Oleh MC KOTA TIDORE
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:32 WIB
: Redaktur Pelaksana indonesia.go.id, Untung Sutomo (tengah) menjadi pembicara dalam forum IGID Menyapa Surabaya yang mengangkat tema Sekolah Rakyat: Belajar, Bergerak, Berdaya, Kamis (7/8/2025). Foto: Istimewa/KPM/Kemkomdigi
Oleh Wandi, Kamis, 7 Agustus 2025 | 18:18 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 277
Surabaya, InfoPublik — Redaktur Pelaksana indonesia.go.id, Untung Sutomo, menekankan pentingnya membangun narasi positif berbasis fakta dan informasi kredibel, bukan sekadar mengikuti tren viral. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam forum Indonesia.go.id (IGID) Menyapa Surabaya yang mengangkat tema “Sekolah Rakyat: Belajar, Bergerak, Berdaya”, Kamis (7/8/2025).
Menurut Untung, narasi yang kuat dan berdampak tidak bisa hanya disusun berdasarkan sensasi, melainkan harus dilandasi oleh data sahih dari pemerintah, komunitas lokal, dan pengalaman lapangan.
"Positif yang kita maksud bukan pencitraan, tapi penyampaian informasi yang mencerahkan, membangun harapan, dan memberi arah. Good news is good news — bukan berarti kita menghindari kritik, tapi kita fokus pada nilai konstruktif," ujarnya.
Indonesia.go.id sebagai Kanal Literasi dan Edukasi Publik
Untung Sutomo menuturkan bahwa sejak dialihkan ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) pada 2015, indonesia.go.id diposisikan sebagai kanal komunikasi publik yang menyajikan kebijakan pemerintah secara terverifikasi, edukatif, dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Konten yang diangkat, jelasnya, tidak melulu berisi kegiatan pejabat atau konferensi pers, melainkan menggali sisi substansial dari kebijakan, seperti dampak program terhadap masyarakat, kisah penerima manfaat, dan potensi lokal yang diangkat dari desa-desa.
"Kami ingin berita kami menyentuh kehidupan sehari-hari. Misalnya soal layanan publik seperti cara membuat pasport, KTP digital, informasi tentang pendaftaran BPJS, atau lokasi pembuatan paspor. Ini informasi praktis yang banyak dicari masyarakat," katanya.
Peran Daerah dalam Membentuk Narasi Nasional
Untung juga mengajak para peserta forum, termasuk perwakilan Media Center, Mahasiswa, SMA, komunitas literasi, dan Dinas Kominfo daerah untuk aktif menyuplai informasi dari wilayah masing-masing. Ia menilai bahwa banyak kisah menarik di daerah yang belum terangkat ke permukaan.
"Kalau kita tidak tahu ada apa di Bojonegoro, di Banyuwangi, atau di Nganjuk, bagaimana masyarakat global bisa tahu? Kita perlu jadi brand ambassador daerah kita sendiri," tegasnya.
Ia mencontohkan potensi lokal seperti festival budaya, inisiatif desa digital, hingga kisah inspiratif pelajar desa sebagai bahan narasi publik yang layak diangkat ke tingkat nasional.
Menurutnya, indonesia.go.id mengusung tiga prinsip utama dalam mengelola konten: edukatif, mencerahkan, dan memberdayakan. Informasi yang dimuat harus dapat menjadi referensi yang membangun optimisme dan membuka akses pengetahuan bagi masyarakat.
"Prinsip kami adalah 3E+1N’: Mengedukasi, Mencerahkan, dan Memberdayakan serta membangun Nasionalisme. Jadi konten bukan hanya tayang, tapi berdampak. Narasi positif tidak bisa dikerjakan sendiri di pusat kita perlu jaringan informasi daerah yang aktif," tuturnya.