Keberhasilan Sekolah Rakyat Bergantung Kualitas Manajerial Guru dan Kepala Sekolah

: Menteri Sosial Saifullah Yusuf (tengah) menyampaikan arahannya usai membuka pembekalan kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat di SRMA 10, Jakarta, Selasa (19/8/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal


Oleh Eko Budiono, Kamis, 21 Agustus 2025 | 17:57 WIB - Redaktur: Untung S - 153


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Sosial menyatakan, keberhasilan program Sekolah Rakyat dalam target mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga nol persen tahun depan,  sangat bergantung dengan kualitas manajerial guru dan kepala sekolah di lapangan.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo mengatakan, hal pertama yang mesti dimiliki setiap kepala sekolah dan guru adalah kemampuan menyesuaikan diri pada lingkungan hingga mampu membangun sistem pendidikan yang membuat siswa betah tinggal di sekolah berbasis asrama tersebut.

"Mereka mayoritas baru mengenal sistem asrama, latar belakang mereka bagaimana sudah tergambarkan, ya, jadi kenyamanan siswa, akan mendukung proses belajar-mengajar berjalan optimal," kata Agus Jabo, melalui keterangan resmi, usai  penutupan Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Menurut Agus Jabo, guru dan kepala sekolah perlu  menjaga pola komunikasi bersama wali asrama sehingga terbiasa menghadapi banyak kondisi anak mulai dari sakit perut, susah tidur, atau anak terlampau aktif sehingga tidak bisa tertib atau disiplin.

Hal itu menjadi penekanan wakil menteri kepada para peserta karena menurut dia, pendidikan di Sekolah Rakyat tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan agar anak-anak siap menghadapi dunia kerja.

Kementerian Sosial memastikan secara keseluruhan tahap pertama pada 2025 ditargetkan ada 165 titik Sekolah Rakyat, per Agustus ini sudah 100 titik yang beroperasi dan 65 sekolah lainnya akan beroperasi September. Total ada 16.000 siswa, 165 orang kepala sekolah, lebih dari 1.400 guru dan 2.000 tenaga pendidikan.

Sebagaimana arahan presiden, kata dia, jumlah siswa itu ditargetkan terus bertambah sebagai upaya memutus rantai kemiskinan menyusul data Data Badan Pusat Statistik (BPS) 64,36 persen anak dari keluarga miskin berpotensi melanjutkan kondisi orang tuanya jika tidak ada intervensi negara.

“Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung, inilah yang sedang dan akan kita putus dengan Sekolah Rakyat,” kata Agus Jabo.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, bahwa dari hasil pengukuran ditemukan sebanyak 37,4 persen atau 1.828 siswa berpotensi dalam bidang sains teknologi rekayasa dan matematika (STEM).

"Dari STEM ini, juga ada sebanyak 1.204 siswa bakatnya pada bidang teknik sebagai mekanik atau teknisi otomotif, insinyur sipil atau teknik infrastruktur, operator industri hingga arsitek," kata mensos melalui keterangan resmi, usai  pembukaan pembekalan kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Kemensos, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Kementerian Sosial juga mendapatkan 39,6 persen atau sebanyak 1.938 siswa Sekolah Rakyat berpotensi dalam bidang sosial. Sementara 23,0 persen atau 1.123 orang siswa lain berpotensi bidang bahasa.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:22 WIB
Kemensos dan Kemenekraf Garap Kurikulum Kreatif untuk Sekolah Rakyat
  • Oleh MC KAB PULANG PISAU
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:13 WIB
Pemkab Pulang Pisau Fokus Perbaikan Infrastruktur Jalan untuk Dukung Mobilitas Warga
  • Oleh Tri Antoro
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 23:45 WIB
Sekolah Rakyat Harus Jadi Ruang Belajar Inklusif untuk Semua Anak
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:42 WIB
Ini Lima Bentuk Dukungan Digital Kemkomdigi untuk Sekolah Rakyat
  • Oleh MC KAB SIAK
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 13:21 WIB
Bupati Siak Jemput Bola ke Kemendikdasmen Perkuat Pendidikan
-->