- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:24 WIB
:
Oleh Tri Antoro, Jumat, 15 Agustus 2025 | 12:00 WIB - Redaktur: Untung S - 176
Jakarta, InfoPublik — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan bahwa pemerintah berhasil mengidentifikasi dan menyelamatkan dana sebesar Rp300 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebelumnya rawan diselewengkan.
Dana tersebut berasal dari berbagai pos anggaran seperti perjalanan dinas, alat tulis kantor, dan anggaran non-produktif lainnya.
“Rp300 triliun ini telah kami alihkan untuk hal-hal yang lebih produktif dan langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat,” ujar Presiden Prabowo saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Presiden menegaskan bahwa dirinya akan memimpin langsung upaya pemberantasan korupsi dan penyelewengan di semua lembaga eksekutif. Ia menyebut korupsi sebagai salah satu penghambat utama kemajuan bangsa yang masih mengakar di berbagai institusi, termasuk di BUMN dan BUMD.
Presiden Prabowo juga mengangkat isu kebocoran kekayaan negara dalam skala besar, yang ia sebut sebagai net outflow of national wealth.
“Ibarat tubuh manusia, jika darah terus mengalir ke luar tanpa henti, maka tubuh itu akan mati. Jika kekayaan kita terus mengalir ke luar negeri dan dibiarkan, kita bisa menjadi negara gagal,” tegasnya.
Ia menyerukan agar pemerintah fokus mencari solusi, bukan mencari-cari kesalahan individu.
“Kita tidak punya cukup energi untuk menyalahkan orang. Pemerintahan harus memusatkan diri mencari solusi yang tepat dan cepat atas masalah pokok ini,” lanjut Presiden.
Presiden juga menyerukan pentingnya kembali pada semangat dan nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945 sebagai rancang bangun negara yang relevan, operasional, dan ampuh.
“UUD 1945 bukan sekadar slogan atau mantra. Ia adalah blueprint nyata yang dirancang oleh para pendiri bangsa kita: Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Haji Agus Salim, dan para pejuang Generasi 45,” katanya.
Presiden menyesalkan adanya pandangan dari sebagian elite yang menganggap pemikiran para pendiri bangsa sudah usang untuk menghadapi tantangan zaman modern.
“Itu keliru. Generasi 45 adalah generasi yang menyaksikan penjajahan dan kekayaan bangsa diangkut ke luar negeri. Rancang bangun mereka sangat eksplisit dan masih sangat relevan,” tegasnya.
Dengan keyakinan penuh, Presiden menyatakan bahwa jika bangsa ini kembali menerapkan nilai-nilai dan arah kebijakan sebagaimana dicita-citakan para pendiri negara, maka Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan berdaulat.