- Oleh Putri
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
: Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan SIdang Bersama DPR-DPD RI 2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (Foto: Humas MPR/DPR/DPD RI)
Oleh Tri Antoro, Jumat, 15 Agustus 2025 | 16:39 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 273
Jakarta, InfoPublik — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa dalam sepuluh bulan pertama masa pemerintahannya, seluruh elemen bangsa bekerja keras dan bersatu untuk mewujudkan cita-cita nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
"Geopolitik dunia terus memanas. Perang tarif hingga konflik fisik menjadi ancaman serius bagi perekonomian global. Tata kelola dunia berubah drastis. Prinsip 'my country first' semakin dominan, menekan ekonomi global dan menimbulkan biaya tinggi bagi seluruh negara," ujar Presiden Prabowo saat menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 di Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Presiden menegaskan bahwa dengan dukungan semua komponen bangsa, pemerintah bersatu padu menjaga stabilitas ekonomi nasional, melindungi rakyat, dan memastikan layanan publik tetap berjalan efektif.
Pada triwulan kedua 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12 persen (year-on-year), meningkat dibandingkan triwulan pertama sebesar 4,87 persen. Lebih dari separuh pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat sebesar 4,97 persen. Ekspor juga menunjukkan pertumbuhan kuat sebesar 10,67 persen, terutama berkat nilai tambah dari hilirisasi industri.
Peningkatan ini berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran menurun menjadi 4,76 persen pada Februari 2025, dari sebelumnya 4,82 persen. Sebanyak 3,6 juta lapangan kerja baru tercipta. Sementara itu, tingkat kemiskinan berhasil ditekan hingga mencapai 8,47 persen angka terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Inflasi juga terkendali di angka 2,4 persen, yang menurut Presiden sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok rentan.
Kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap tinggi. Realisasi investasi pada paruh pertama 2025 mencapai target APBN, dan pasar saham menunjukkan tren positif meskipun situasi global masih tidak menentu.
Berbagai program unggulan pemerintah sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, antara lain: Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), revitalisasi sekolah, Sekolah Rakyat, hingga pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Program-program tersebut tidak hanya mencetak sumber daya manusia unggul dalam jangka panjang, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang produktif hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Pemerintah tetap responsif terhadap tekanan global. Dua tahap stimulus ekonomi telah digelontorkan masing-masing sebesar Rp33 triliun pada Januari 2025 dan Rp24,4 triliun pada Juni 2025.
Selain itu, jaring pengaman sosial terus diperkuat melalui Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Di panggung internasional, Indonesia berhasil menurunkan tarif bilateral dengan Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen. Kesepakatan bebas tarif dalam perjanjian Indonesia–Uni Eropa (CEPA) juga telah diselesaikan. Indonesia terus aktif memperjuangkan kepentingan nasional di forum multilateral seperti BRICS, G20, OECD, dan ASEAN.