- Oleh Tri Antoro
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 07:14 WIB
: Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin doa pada upacara detik-detik Proklamasi peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). (Foto Hasil Tangkapan Layar YouTube)
Oleh Wandi, Minggu, 17 Agustus 2025 | 11:47 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 340
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memimpin doa pada upacara detik-detik Proklamasi peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). Dalam doa khusyuk yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta para tamu negara sahabat, Menag mendoakan agar bangsa Indonesia senantiasa mendapat keberkahan, dijauhkan dari perpecahan, dan diberi kekuatan dalam mewujudkan cita-cita nasional.
“Ya Allah, berikanlah kemampuan dan kemudahan untuk mewujudkan Asta Cita. Semoga program Presiden dan Wakil Presiden kami tercinta benar-benar membawa berkah untuk mengorbitkan martabat bangsa,” doa Menag yang diamini oleh seluruh hadirin.
Menag Nasaruddin juga mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa. Ia memohon agar para pendiri bangsa diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan, sementara generasi penerus dijadikan pribadi tangguh yang tidak mengecewakan cita-cita luhur para pejuang.
“Jadikanlah kami semua sebagai generasi pelanjut yang tidak akan pernah memalukan para pendiri bangsanya. Sinerjikanlah segenap potensi bangsa kami untuk melewati tantangan itu,” ucapnya.
Menguatkan Persatuan dan Asta Cita
Doa yang dipanjatkan Menag selaras dengan arah pembangunan nasional yang dituangkan dalam Asta Cita Presiden Prabowo. Program prioritas tersebut menekankan pada penguatan SDM unggul, ketahanan pangan dan energi, serta pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Menag menekankan bahwa keberhasilan bangsa tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada semangat persatuan seluruh elemen masyarakat. “Masih panjang jalan yang harus kami tempuh, masih besar tantangan yang harus kami lewati, dan masih banyak tanggung jawab yang harus kami emban. Namun kami yakin, di bawah maunah-Mu, semua tantangan dapat dilalui dengan baik,” ujarnya.
Pembacaan doa pada upacara kenegaraan ini menjadi simbol bahwa kemerdekaan tidak hanya dirayakan secara seremonial, tetapi juga dimaknai secara spiritual. Doa tersebut menggarisbawahi pentingnya menjaga kerukunan, memperkuat moral bangsa, dan menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan global.
Peringatan detik-detik Proklamasi tahun ini menjadi istimewa karena menandai delapan dekade perjalanan bangsa Indonesia. Dalam suasana khidmat, doa Menag diharapkan menjadi penguat spirit kebangsaan untuk melangkah bersama dalam membangun Indonesia yang maju, berdaulat, dan berkeadilan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.