- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 20:09 WIB
: Ilustrasi: Petugas kesehatan dari Puskesmas Malanu (kiri) memberikan edukasi kepada murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK Negeri Pembina 8 di kompleks Pemakaman Umum Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (20/8/2025). Pemprov Papua Barat Daya melalui pemerintah kabupaten dan kota terus melakukan edukasi kepada orang tua dan anak-anak terkait pencegahan penyakit cacingan yang dilaksanakan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. (ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/tom)
Oleh Juli, Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:39 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 119
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan peran strategis kader kesehatan sebagai garda terdepan dalam pencegahan penyakit cacingan pada anak, mengingat mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat setiap hari.
Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes RI, Elvieda Sariwati, menyampaikan bahwa kader kesehatan bukan hanya membantu layanan kesehatan dasar, tetapi juga menjadi penghubung utama dalam memberikan edukasi dan menjawab pertanyaan masyarakat seputar kesehatan.
“Penyakit cacingan masih sering kita jumpai pada anak-anak Indonesia. Padahal dampaknya sangat besar, mulai dari penurunan konsentrasi belajar hingga gangguan pertumbuhan. Untuk itu, pencegahan harus menjadi fokus bersama,” ujar Elvieda dalam Webinar Kader Bergerak, Cegah Cacingan, Sehatkan Anak Bangsa, Jumat (29/8/2025).
Kemenkes menekankan bahwa pencegahan cacingan harus dilakukan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sederhana, seperti mencuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan makanan, serta memotong kuku secara rutin.
Selain itu, pemerintah juga melaksanakan program pemberian obat cacing massal dua kali setahun dengan interval enam bulan di daerah endemis. Elvieda berharap pemberian obat dapat dilakukan langsung di posyandu bersamaan dengan vitamin A agar efektivitasnya lebih tinggi.
“Kami mengajak seluruh kader untuk mengedukasi dan memastikan obat benar-benar diminum anak. Dengan begitu, hasil pencegahan bisa optimal,” tambahnya.