Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Infrastruktur Digital dan AI Asia Tenggara

: Wamenkomdigi Nezar Patria meresmikan Indonesia AI Centre of Excellence di Jakarta (Foto: Kemkomdigi)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 14 Juli 2025 | 11:22 WIB - Redaktur: Untung S - 160


Jakarta, InfoPublik — Di tengah ketidakpastian global dan melambatnya investasi internasional, Indonesia justru menarik perhatian pemain besar teknologi dunia. Dalam dua pekan terakhir, dua langkah strategis diumumkan: Indosat Ooredoo Hutchison menggandeng NVIDIA membangun pusat infrastruktur AI nasional, sementara Oracle memulai pembangunan pusat layanan cloud di tanah air.

Langkah ini tak hanya soal investasi. Ini sinyal kuat bahwa Indonesia sedang naik kelas sebagai simpul logika dan pemrosesan data di kawasan Asia Tenggara. “Infrastruktur AI bukan sekadar teknologi. Ini adalah otaknya ekonomi Indonesia ke depan,” tegas Mulya Amri, Executive Director KADIN Indonesia Institute, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (14/7/2025).

Mulya menjelaskan, dengan populasi digital yang besar dan posisi geografis strategis, Indonesia memiliki potensi menjadi pusat gravitasi baru di lanskap digital Asia. “Kita tidak boleh hanya jadi pasar. Kita harus bisa menjadi platform,” ujarnya.

Namun, potensi besar ini juga datang dengan tantangan regulasi dan kesiapan sumber daya. Karena itu, KADIN Indonesia Institute menekankan pentingnya penyesuaian kebijakan, terutama terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor digital dan AI.

“TKDN digital tidak bisa disamakan dengan manufaktur. Fokusnya bukan pada rakitan, tapi pada kecerdasan lokal dan talenta. Kita butuh ruang untuk tumbuh,” ujar Mulya, mengingatkan agar regulasi tidak menjadi penghambat masuknya teknologi strategis.

Tiga Rekomendasi Kunci dari KADIN Indonesia Institute:

  1. Rancang Strategi AI Nasional yang Terbuka dan Etis
    Mencakup tata kelola data, transparansi model AI, serta roadmap adopsi AI di sektor industri dan layanan publik.
  2. Percepat Pengembangan Talenta Digital Lokal
    Melalui kolaborasi antara kampus dan industri, program reverse diaspora, serta insentif untuk pelatihan dan sertifikasi AI di dalam negeri.
  3. Dorong Eksperimen dan Pembiayaan Inovasi
    Dengan membuat sandbox regulasi, insentif fiskal untuk startup AI, serta pembentukan dana nasional untuk riset dan teknologi terapan.

Mulya menekankan bahwa AI bukan sekadar infrastruktur, melainkan fondasi ekonomi masa depan. “Dunia sedang berebut pusat pikir. Indonesia sudah mulai masuk radar global. Tapi kita harus berani mendesain, bukan hanya menerima,” katanya.

Dengan langkah strategis dan visi kebijakan yang tepat, Indonesia tidak hanya bisa menjadi hub AI di Asia Tenggara, tetapi juga merancang masa depan digitalnya sendiri.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Selasa, 12 Agustus 2025 | 15:16 WIB
Buleleng Gelar Kompetisi Programming
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 15 Juli 2025 | 13:07 WIB
Dikbud Gorontalo Gelar Pelatihan Koding dan Kecerdasan AI bagi Guru SMK
-->