- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:24 WIB
: Presiden Prabowo menyampaikan amanatnya pada Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Landasan Suparlan, Komplek Pendidikan dan Pelatihan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu (10/8/2025). Foto: BPMI Setpres/Cahyo
Oleh Tri Antoro, Minggu, 10 Agustus 2025 | 19:31 WIB - Redaktur: Untung S - 380
Bandung Barat, InfoPublik – Presiden RI, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa pengabdian seorang prajurit TNI merupakan kehormatan sekaligus panggilan jiwa untuk siap berkorban demi bangsa dan negara.
Penegasan tersebut disampaikan dalam amanatnya pada Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Landasan Suparlan, Kompleks Pendidikan dan Pelatihan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/8/2025).
“Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan, panggilan, dan kesiapan untuk berkorban. Saya bangga melihat saudara-saudara, saya bangga melihat kerelaan saudara untuk berkorban,” ujar Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dan kaya, namun memiliki sejarah panjang penjajahan dan penindasan. Ia berpesan agar generasi prajurit muda tidak melupakan perjuangan para pendahulu.
“Prajurit-prajurit muda tidak boleh melupakan sejarah. Nenek moyang kita pernah dijajah, diperbudak, dan diperlakukan lebih rendah dari binatang. Jangan pernah lupa sejarahmu,” tegasnya.
Presiden juga menekankan pentingnya kekuatan militer sebagai syarat mutlak kemerdekaan. “Tidak ada bangsa yang merdeka tanpa tentara yang kuat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden meresmikan sekaligus melantik enam Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) baru, 20 Komandan Brigade baru, dan 100 batalion teritorial pembangunan. Kepada para pejabat yang baru dilantik, ia mengingatkan bahwa seorang pemimpin pasukan harus memimpin dari garis depan.
“Pemimpin harus berada di tengah pasukan, di tempat paling berbahaya dan kritis. Tidak ada komandan pasukan yang memimpin dari belakang. Pemimpin memberi contoh dan menjadi prajurit terbaik,” kata Presiden.
Selain itu, Presiden berpesan agar perwira selalu menjaga dan membina pasukannya seperti keluarga sendiri, serta mengingatkan jati diri TNI sebagai tentara rakyat.
“Kita lahir dari rakyat, anak kandung rakyat, mengabdi untuk rakyat, membela rakyat, dan siap mati untuk rakyat. Itulah TNI,” tandasnya. (BPMI Setpres)