Kemenag Ajak Mahasiswa dan Santri Terapkan Nilai-Nilai Deklarasi Istiqlal melalui Budaya

: Ngaji Budaya merupakan bagian dari persiapan menyambut Ramadan 1446 H, dengan tema “Lestarikan Tradisi, Dekatkan Diri, Selamatkan Bumi”../Foto Wandi/InfoPublik


Oleh Wandi, Rabu, 26 Februari 2025 | 15:37 WIB - Redaktur: Untung S - 157


Jakarta , InfoPublik – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Ngaji Budaya bertajuk "Deklarasi Istiqlal dalam Perspektif Budaya" di Auditorium HM. Rasjidi, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa, santri, penyuluh agama, dan masyarakat menerapkan nilai-nilai Deklarasi Istiqlal melalui pendekatan budaya, sebagai bagian dari upaya penguatan moderasi beragama di Indonesia.

Kegiatan itu menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Oman Fathurrahman – Akademisi dan filolog, Susi Luvaty – Budayawan dari Lesbumi NU dan Faried F. Saenong – Koordinator Staf Khusus Menteri Agama.

Para narasumber membahas hubungan Islam dan budaya dalam Deklarasi Istiqlal, serta pentingnya harmoni antara keduanya dalam membangun peradaban inklusif. Diskusi juga mendorong pelestarian budaya Islam Nusantara dan membuka ruang dialog antara ulama, budayawan, serta masyarakat.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmat, menegaskan bahwa budaya merupakan instrumen efektif dalam membentuk dan mengubah masyarakat.

“Agama itu welcome terhadap budaya. Budaya adalah salah satu instrumen paling efektif untuk mengubah masyarakat. Masyarakat akan menikmati sentuhan kebudayaan,” ujarnya.

Menurutnya, unsur budaya seperti musik, tarian, dan sastra sering kali menjadi bagian dari praktik keagamaan di Indonesia dan mendapat respons positif dari masyarakat. Oleh karena itu, dakwah berbasis seni dan budaya dapat lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Pendekatan ini juga selaras dengan visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia menjadi bangsa maju, berdaya saing, tetapi tetap berakar pada nilai-nilai spiritual dan budaya.

“Ngaji Budaya ini memberi pesan kuat untuk terus mendorong dan mendakwahkan Islam dengan cara berkebudayaan. Saya yakin dengan pendekatan kesenian, sastra, dan kebudayaan, kita akan menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Abu Rokhmat menjelaskan tiga prinsip utama Deklarasi Istiqlal yang memperkuat hubungan antara agama dan budaya:

  1. Agama dan budaya saling menguatkan – Islam di Nusantara tumbuh melalui interaksi dengan budaya lokal tanpa kehilangan makna dan nilai-nilai Islam.
  2. Budaya sebagai media dakwah – Sejarah menunjukkan bahwa Islam di Indonesia berkembang melalui seni, sastra, arsitektur, dan tradisi lokal.
  3. Moderasi beragama berbasis budaya – Pemahaman agama yang inklusif akan memperkuat harmoni sosial dan menangkal paham keagamaan yang eksklusif.

“Moderasi beragama itu ramah terhadap kebudayaan,” tegasnya.

Ngaji Budaya merupakan bagian dari persiapan menyambut Ramadan 1446 H, dengan tema “Lestarikan Tradisi, Dekatkan Diri, Selamatkan Bumi”.

Sebelumnya, Kemenag juga telah menggelar Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Media (13 Februari 2025) dan Tarhib Ramadan bertajuk “Jalan Sehat, Pembagian Al-Qur’an, dan Bibit Pohon” (23 Februari 2025)

Dengan kegiatan ini, Kemenag berharap nilai-nilai Islam dapat terus berkembang dalam masyarakat melalui pendekatan budaya, sehingga Islam di Indonesia semakin kuat dalam membangun peradaban yang harmonis, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Selasa, 25 Februari 2025 | 21:13 WIB
Menag Kenalkan Konsep Kurikulum Cinta di Universitas Katolik
  • Oleh Wandi
  • Rabu, 20 November 2024 | 18:55 WIB
Pemerintah Tegaskan Layanan Harus Setara bagi Umat Konghucu
-->