- Oleh Wandi
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 15:44 WIB
: Pelaksana Tugas Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono. (Foto Istimewa/Humas BSN)
Oleh Wandi, Selasa, 3 Juni 2025 | 22:06 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 292
Jakarta, InfoPublik — Badan Standardisasi Nasional (BSN) memulai program Bootcamp SNI Bina UMK 2025 pada Selasa (3/6/2025) sebagai upaya mempercepat transformasi usaha mikro dan kecil (UMK) agar mampu bersaing di pasar domestik dan global. Program ini digelar secara daring dan tanpa biaya, berlangsung hingga 2 Juli 2025.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, mayoritas UMKM di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam memenuhi legalitas dan standar mutu produk. Akibatnya, produk lokal sulit menembus pasar ritel modern, e-katalog pemerintah, maupun ekspor.
“Tantangan terbesar UMKM bukan pada produk, tetapi pada kepercayaan pasar. Dan standar adalah bahasa universal yang membangun kepercayaan itu,” ujar Kristianto di Jakarta.
Program Bootcamp SNI Bina UMK difokuskan pada pendampingan aspek legalitas, seperti penerapan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi halal, izin edar, pendaftaran merek, serta pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, peserta juga dibekali strategi digitalisasi dan pelatihan pemasaran produk ke marketplace, ritel, hingga ekspor.
BSN mencatat, program ini awalnya menargetkan 1.000 peserta, namun antusiasme tinggi membuat jumlah pendaftar melonjak menjadi 1.984 UMK dari berbagai wilayah dan sektor binaan.
“Standardisasi untuk UMKM tidak bisa disamakan dengan industri besar. Pendampingan harus fleksibel dan kontekstual,” jelas Kristianto, seraya menambahkan bahwa pendekatan ini dirancang tidak untuk membebani pelaku usaha, tapi memberikan solusi konkret.
Program ini merupakan hasil kolaborasi BSN dengan berbagai kementerian, pemerintah daerah, BUMN, serta mitra pendamping UMKM, dan didukung penuh oleh Kementerian Sekretariat Negara.
UMKM peserta juga akan dilibatkan dalam business matching, sesi inspiratif dari pelaku usaha sukses yang telah menerapkan SNI, serta pembekalan teknis untuk masuk ke dalam e-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Langkah transformasi UMKM tidak bisa ditunda. Produk lokal punya potensi besar untuk tumbuh, tapi hanya jika pelaku UMK dibekali kepercayaan diri dan pemahaman standar yang kuat,” kata Kristianto.
BSN mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional yang berstandar, legal, dan kompetitif secara global.