SPMB Nganjuk Jadi Contoh Praktik Baik Penerimaan Siswa Baru di Indonesia

: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, saat melakukan pemantauan di dua sekolah unggulan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Nganjuk (Foto: Dok Kemendikdasmen)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 23 Juni 2025 | 09:06 WIB - Redaktur: Untung S - 328


Jakarta, InfoPublik — Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di Kabupaten Nganjuk tidak hanya berjalan tertib, tetapi juga menjadi model praktik baik layanan pendidikan berbasis kolaborasi, transparansi, dan teknologi.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, saat melakukan pemantauan di dua sekolah unggulan: SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Nganjuk.

Mendikdasmen menyoroti kekompakan ekosistem pendidikan daerah: dari sekolah, dinas pendidikan, operator teknis, hingga siswa OSIS yang terlibat aktif. Menurutnya, apa yang dilakukan Nganjuk adalah gambaran ideal implementasi kebijakan pendidikan yang berorientasi pada akses adil, pelayanan ramah, dan efisiensi sistem.

“Pelaksanaan SPMB di Nganjuk membuktikan bahwa pelayanan pendidikan bisa dilakukan secara tertib dan inklusif ketika semua unsur bekerja bersama. Ini yang harus diperluas ke daerah lain,” ujar Abdul Mu’ti, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (23/6/2025).

Penerapan sistem digital SPMB Jawa Timur turut mendapat sorotan positif. Dengan dukungan operator yang terlatih dan kesiapan infrastruktur, proses verifikasi berjalan efisien tanpa kehilangan sisi humanis. Ragil Bima, koordinator operator SPMB di SMA Negeri 1, menjelaskan bahwa tahun ini aplikasi memungkinkan sekolah untuk langsung mengakses dan mengecek data peserta.

“Sekitar 600 calon peserta datang untuk verifikasi PIN. Kami siapkan 10 operator agar layanan tetap cepat dan tidak membuat antrean panjang,” katanya.

Namun di balik sistem yang canggih, tantangan tetap ada. Finiswatin, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus Ketua Panitia SPMB SMA Negeri 1, menyebut bahwa sebagian besar kendala datang dari perbedaan literasi masyarakat dan ketidaktepatan data dari sekolah pengirim. Meski demikian, ia menegaskan, tim di lapangan tetap memberikan pelayanan maksimal.

“Kami tak hanya mengecek dokumen, tapi juga memberikan informasi yang jelas kepada orang tua. Di sinilah pentingnya komunikasi,” ujarnya.

Yang menarik, pelaksanaan SPMB tahun ini juga melibatkan siswa OSIS sebagai panitia, memperkuat nilai pendidikan karakter di luar kelas. Dimas, siswa kelas 10 yang menjadi ketua pelaksana dari unsur siswa, menyebut bahwa keterlibatan ini membuatnya belajar banyak hal—dari komunikasi publik hingga manajemen acara.

“Saya bangga bisa ikut terlibat. Ini bukan hanya pengalaman, tapi juga cara kami berkontribusi langsung ke sekolah,” ucapnya.

Kepala SMA Negeri 1, Sugiono, menambahkan bahwa pelibatan siswa bukan sekadar bantuan teknis, melainkan bagian dari pembelajaran tanggung jawab, kepemimpinan, dan kepedulian sosial.

Di SMA Negeri 2 Nganjuk, proses daftar ulang berjalan dengan lancar untuk jalur afirmasi, prestasi, dan mutasi. Dari 145 peserta yang lolos seleksi, sebanyak 136 sudah menyelesaikan daftar ulang. Kepala Sekolah Samsi menegaskan bahwa seluruh proses mengikuti petunjuk teknis dan telah mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.

“Sesuai juknis, verifikasi dilakukan ketat tapi tetap komunikatif. Sekolah pengirim juga aktif membantu klarifikasi data,” ujarnya.

Hal ini diamini oleh Madi, orang tua dari salah satu calon peserta didik. Ia menyebut bahwa proses di SMA Negeri 2 berjalan transparan dan mudah diikuti.

“Putri saya daftar lewat jalur afirmasi. Sekolah pengirim bantu sejak awal, jadi kami tidak kesulitan. Saya sangat bersyukur karena dia diterima di sekolah impiannya,” tutur Madi.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menambahkan bahwa provinsi ini menjadi yang pertama mensosialisasikan juknis SPMB sejak Maret 2025. Ia menyebut sistem telah dirancang untuk mengunci potensi manipulasi data lewat integrasi antara dokumen fisik dan data digital.

“Kami langsung klarifikasi ke SMP asal jika ada perbedaan. Sistem ini menjamin keadilan dan transparansi,” jelasnya.

Kehadiran Mendikdasmen dalam kegiatan ini juga diapresiasi oleh Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, yang menyebut bahwa kebijakan baru dari pusat turut meningkatkan kualitas layanan pendidikan dasar di daerahnya.

SPMB bukan sekadar proses administratif, tetapi gerbang menuju masa depan anak-anak Indonesia. Apa yang dilakukan di Nganjuk menjadi cermin bahwa pendidikan yang baik memerlukan kerja bersama, kepekaan terhadap konteks sosial, dan inovasi sistem.

Kolaborasi antarpihak, dukungan teknologi, dan pelibatan siswa menjadikan SPMB di Nganjuk sebagai contoh nyata bahwa layanan publik bisa tertib, adil, dan manusiawi—selama ada semangat untuk menghadirkan pendidikan yang benar-benar berpihak pada peserta didik.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:36 WIB
Budaya Literasi di SMPN 1 Bogor Wujudkan Kreativitas dan Inovasi Pendidikan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:27 WIB
SMPN 1 Bogor Matangkan Persiapan Sambut MBG di September 2025
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:22 WIB
MBG Disambut Positif di TK Negeri Mexindo, Menu Sehat sesuai Usia Anak
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:29 WIB
Inovasi Kulit Pepaya SMPN 1 Bogor Tembus Finalis BIA 2025
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 13:59 WIB
SMAN 1 Bogor Buka Ruang Kreativitas Siswa untuk Inovasi Teknologi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:50 WIB
Pendaftaran TKA 2025 Dibuka, Murid Bisa Ukur Potensi Akademik
-->