- Oleh Putri
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
: Menko PMK Pratikno saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi pada rangkaian acara Gala Literasi Nusantara dalam rangka HUT ke-60 Harian Kompas/Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyoroti pentingnya literasi digital dan kecerdasan artifisial (AI) sebagai bekal utama masyarakat dalam menghadapi era banjir informasi dan disrupsi teknologi.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi pada rangkaian acara Gala Literasi Nusantara dalam rangka HUT ke-60 Harian Kompas, yang berlangsung di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Selasa (1/7/2025), Pratikno menyampaikan bahwa kemudahan akses terhadap informasi tanpa proses verifikasi menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk bersikap kritis dan bijak.
"Kita harus mendidik masyarakat sejak usia dini agar memiliki daya kritis terhadap informasi. Harus bisa cek dan ricek, melakukan verifikasi. Itulah literasi digital dan literasi kecerdasan artifisial," ujar Pratiko.
Menurutnya, saat ini penyebaran informasi palsu, manipulasi visual, dan berita bohong semakin mudah terjadi tanpa kecakapan literasi. Oleh karena itu, selain regulasi oleh kementerian teknis, edukasi seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci dalam membangun manusia Indonesia yang tangguh dan adaptif.
Kemenko PMK mengoordinasikan berbagai kementerian di bidang pendidikan untuk memastikan literasi ini menjadi bagian dari sistem pendidikan. Literasi dalam memahami, menganalisis, dan memanfaatkan informasi secara cerdas.
Pratikno juga menekankan pentingnya menjadikan teknologi digital dan AI sebagai sarana peningkatan produktivitas masyarakat, bukan sekadar konsumsi informasi.
"Harapannya, semua menjadi pengguna digital yang bijak, cerdas, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk produktivitas. Dan pada akhirnya, kita harus mampu berdaulat dalam pengembangan teknologi digital dan kecerdasan artifisial," kata Pratikno.
Ia menyebut edukasi digital harus menyasar seluruh kelompok masyarakat melalui pendekatan for all, for many, and for few artinya edukasi digital harus bersifat inklusif sekaligus mendalam sesuai peran dan kapasitas masing-masing.
Pratikno turut menyampaikan harapan agar media massa, termasuk Kompas, terus menjadi rujukan terpercaya di tengah derasnya arus informasi.
"Kita berharap Kompas tetap menjadi 'Kompas': menjadi rujukan bagi warga negara Indonesia yang ingin mendapatkan berita yang akurat dan terpercaya,” pungkasnya.