- Oleh Putri
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
: Ilustrasi pemberian imunisasi. Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya imunisasi sebagai kunci utama pencegahan penyakit campak.
Lonjakan kasus campak dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menjadi pengingat bahwa cakupan imunisasi rutin lengkap harus dijaga di atas 95 persen agar rantai penularan bisa diputus.
Direktur Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine seperti yang dikutip Infopublik Kamis (28/8/2025) menyebutkan bahwa tren penurunan cakupan imunisasi telah berdampak pada meningkatnya kasus campak.
“Kalau kita bisa menjaga cakupan imunisasi tetap di atas 95 persen, maka rantai penularan bisa diputus. Itu yang harus jadi komitmen bersama,” kata Prima.
Lanjutnya, cakupan imunisasi campak-rubela (MR) dosis pertama (MR1) dan kedua (MR2) juga masih jauh dari target 95 persen untuk membentuk kekebalan kelompok. Pada 2024, cakupan MR1 sebesar 92 persen dan MR2 sebesar 82,3 persen.
Kasus campak di Sumenep didominasi anak usia balita dan sekolah dasar. Untuk menanggulanginya, Kemenkes bersama WHO, Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten, serta berbagai pemangku kepentingan setempat melakukan langkah cepat.
Mulai dari penyelidikan epidemiologi, advokasi lintas sektor, hingga pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) bagi anak usia 9 bulan hingga 6 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, melaporkan kasus campak pertama muncul pada Agustus 2024. Hingga 26 Agustus 2025 pada tahun 2025, tercatat 2,139 kasus suspek campak, dengan 205 kasus terkonfirmasi laboratorium. Sebagian besar pasien adalah anak balita dan usia sekolah dasar.
“Rentang usia terbanyak 1-4 tahun dengan proporsi 53 persen, disusul anak usia 5-9 tahun sebanyak 29 persen,” ujarnya.
Selain mengirim vaksin, Kemenkes juga menurunkan tim surveilans dan tenaga Field Epidemiology Training Program (FETP) untuk memperkuat respon lapangan.
Edukasi masyarakat turut dilakukan dengan melibatkan tokoh agama, organisasi perempuan, hingga lembaga pendidikan agar pesan imunisasi tersampaikan luas.
Kemenkes mengimbau orang tua segera membawa anak ke posyandu atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi rutin maupun tambahan. Vaksin campak, kata dr. Prima, terbukti aman, gratis, dan sangat penting untuk melindungi anak dari risiko komplikasi serius.