- Oleh Tri Antoro
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 07:14 WIB
: Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa, di Gedung Europa, Brussel, Belgia pada Minggu (13/7/2025). Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Oleh Tri Antoro, Senin, 14 Juli 2025 | 11:20 WIB - Redaktur: Untung S - 180
Brussel, InfoPublik – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya posisi Uni Eropa dalam menjaga stabilitas dan perdamaian global.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa, di Gedung Europa, Brussel, Belgia, pada Minggu (13/7/2025).
Presiden Prabowo juga menyerukan penguatan kerja sama multilateral dan mempererat hubungan antarbangsa, khususnya di sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Kami ingin melihat meningkatnya partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami juga siap untuk masuk ke dalam pasar ekonomi Uni Eropa. Kami meyakini bahwa hubungan ini bersifat simbiotik. Eropa memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, pendanaan, serta pengalaman panjang dalam manajemen dan ekonomi. Sementara kami memiliki sumber daya strategis, mineral penting, dan komoditas pertanian yang dapat saling menguntungkan,” tegas Presiden.
Presiden turut menyampaikan data yang mencerminkan eratnya hubungan sosial–kultural Indonesia dan Eropa. Setiap tahun, sekitar delapan juta warga Indonesia mengunjungi Eropa. Lebih dari 3.000 mahasiswa Indonesia juga menempuh pendidikan tinggi di universitas-universitas Eropa dengan dukungan beasiswa pemerintah.
“Ke depan, kami ingin lebih banyak lagi pelajar Indonesia menimba ilmu di Eropa,” ujarnya.
Selain itu, Presiden menyampaikan keterbukaan Indonesia terhadap partisipasi institusi internasional, baik dalam sektor pendidikan maupun kesehatan. Hal ini disebut sebagai wujud komitmen Indonesia terhadap keterlibatan global yang konstruktif dan terbuka.
“Dalam dua tahun terakhir, Indonesia juga telah membuka banyak sektor untuk partisipasi asing, termasuk sektor kesehatan. Rumah sakit asing dan institusi medis internasional kini diperkenankan membuka cabang atau afiliasi di Indonesia,” tambahnya.
Pernyataan ini menegaskan komitmen Indonesia untuk membangun kerja sama strategis yang berkelanjutan dengan Uni Eropa, sejalan dengan visi global yang inklusif dan damai.
(BPMI Setpres)