- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Rabu, 13 Agustus 2025 | 20:42 WIB
:
Jakarta, InfoPublik — Bagi sebagian orang tua, menerima kenyataan bahwa anaknya didiagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) bisa menimbulkan kecemasan, kebingungan, bahkan rasa takut. Namun sesungguhnya, ADHD bukan akhir dari segalanya. Dengan pemahaman yang tepat, deteksi dini, dan dukungan yang berkelanjutan, anak-anak dengan ADHD tetap bisa tumbuh, berkembang, dan bersinar seperti anak-anak lainnya.
ADHD bukan sesuatu yang harus ditakuti. Yang penting adalah bagaimana kita bisa mengenalinya sejak dini, lalu mendampingi anak untuk mencapai potensinya sepenuhnya. Hal itu mengemuka dalam pelatihan edukatif Kerabat Seri 6 "Tamasya" secara daring, Kamis (24/7/2025), yang mengangkat tema “Kenali anak dengan ADHD: Tanda, Tantangan, dan Solusi Stimulasi.
Deteksi Dini dan Pendampingan yang Bermakna
Meskipun ADHD tidak selalu bisa “disembuhkan” secara total, banyak pendekatan yang terbukti membantu anak mengelola gejalanya. Kombinasi terapi perilaku, terapi okupasi, dukungan psikologis, serta penyesuaian pola asuh di rumah, bisa membuat hidup anak lebih berkualitas. Anak dengan ADHD bisa memiliki masa depan yang cerah.
Lihat Potensinya, Bukan Masalahnya
Orang tua yang memiliki anak dengan ADHD perlu lebih peka terhadap minat dan bakat anak. Setiap anak memiliki potensi unik yang bisa ditemukan melalui perhatian dan koneksi emosional yang kuat.
Tugas kita bukan menyesali diagnosa, tapi menggali kelebihan anak. Orang tua adalah penjelajah pertama atas potensi anaknya. Dari situ, perjalanan pendampingan dimulai,” kata Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ratu Isyana Bagoes Oka.
Menghapus Label “Anak Nakal”
Salah satu tantangan terbesar anak ADHD bukan hanya berasal dari gejalanya, melainkan juga dari stigma sosial. Mereka kerap dicap sebagai anak “nakal”, “tidak disiplin”, atau “sulit diatur”. Padahal, kenyataannya mereka sedang berjuang dengan hambatan yang tidak selalu terlihat oleh mata.
Kemendukbangga/BKKBN juga mengajak orang tua dan pengasuh untuk memahami terlebih dahulu sebelum menghakimi. Karena saat kita memahami, kita sedang menciptakan ruang aman bagi anak untuk tumbuh.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Profesional?
Orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gejala berikut secara konsisten:
1. Sulit memusatkan perhatian dalam waktu lama
2. Terlalu aktif dan tidak bisa diam
3. Sering bertindak impulsif
4. Kesulitan mengikuti instruksi
5. Mudah kehilangan fokus di sekolah atau rumah
Jika ciri-ciri ini terlihat, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan atau tenaga ahli tumbuh kembang anak.
Selain itu, orang tua juga perlu dibekali dengan keterampilan dasar dalam menghadapi tantangan ADHD, seperti: Teknik komunikasi empatik, Disiplin positif tanpa kekerasan, dan Strategi dukungan harian yang realistis dan penuh kasih.
Anak dengan ADHD tetaplah anak yang utuh, mereka hanya memiliki cara berbeda dalam belajar, memahami, dan mengekspresikan diri. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah memastikan bahwa perbedaan itu bukan jadi hambatan, tapi menjadi keunikan yang diberdayakan. (Sumber; Kemendukbangga/BKKBN)