Kemendikdasmen Inisiasi Kolaborasi Lintas Sektor Lestarikan Bahasa Daerah

: Dalam upaya menyelamatkan kekayaan linguistik bangsa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar kuliah umum bertajuk “Keanekaragaman dan Kelestarian Bahasa di Indonesia” (Foto: Dok Kemendikdasmen)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 29 Juli 2025 | 07:05 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 195


Jakarta, InfoPublik – Dalam upaya menyelamatkan kekayaan linguistik bangsa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar kuliah umum bertajuk “Keanekaragaman dan Kelestarian Bahasa di Indonesia”, Minggu (27/7/2025).                                                           

Acara ini menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan generasi muda adalah kunci dalam mencegah kepunahan bahasa daerah.

Diselenggarakan secara hibrida di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani Badan Bahasa dan melalui kanal YouTube resmi, acara ini berhasil menarik perhatian lebih dari 700 peserta, mulai dari akademisi, mahasiswa, peneliti bahasa, pegiat budaya, hingga masyarakat umum.

Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah bukan tugas pemerintah semata, melainkan butuh kolaborasi menyeluruh dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, akademisi, dan lembaga pendidikan.

“Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Tanpa kolaborasi lintas sektor, warisan leluhur kita bisa lenyap dalam satu generasi,” ujar Hafidz

Kolaborasi ini tidak hanya dalam bentuk kebijakan dan dokumentasi, tetapi juga dalam pengembangan teknologi bahasa, seperti platform digital dan aplikasi permainan edukatif berbasis lokal yang kini mulai dikembangkan oleh komunitas pemuda di berbagai daerah.

Indonesia memiliki 718 bahasa daerah, menjadikannya salah satu negara dengan keragaman linguistik tertinggi di dunia. Namun, dominasi Bahasa Indonesia di ruang formal dan pendidikan menyebabkan bahasa daerah semakin terpinggirkan.

Profesor Marian Klamer dari Universitas Leiden, Belanda, menyoroti betapa rapuhnya ekologi linguistik Indonesia. Ia memberi contoh Pulau Pantar di NTT yang memiliki 11 bahasa dalam satu wilayah kecil—kekayaan luar biasa, namun sangat rentan hilang tanpa pelindungan.

“Keanekaragaman ini seperti taman kota: penuh warna, tapi jika tidak dirawat, satu per satu akan layu dan menghilang,” katanya.

Hafidz juga menyoroti pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian bahasa. Tidak cukup hanya dengan kurikulum, namun perlu pendekatan kekinian seperti lomba berbahasa daerah, konten media sosial, musik, dan film pendek berbahasa lokal.

“Kita harus ciptakan ruang apresiasi, agar generasi muda tidak hanya bisa berbahasa ibu, tapi juga bangga menggunakannya,” ujarnya.

Akademisi UI sekaligus pegiat bahasa daerah, Nazarudin, membagikan pengalaman tentang bahasa Oirata di Pulau Kisar, Maluku, yang kini hidup kembali berkat dokumentasi dan kamus lokal yang dibuat oleh masyarakat setempat. Usaha ini membuktikan bahwa inisiatif akar rumput bisa menjadi pelindung terkuat dari kepunahan bahasa.

Sementara itu, diskusi juga merambah topik seperti hubungan bahasa lokal Papua dengan rumpun bahasa Australia, serta tantangan penggunaan bahasa ibu dalam keluarga multibahasa.

Dora Amalia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, menyampaikan harapan agar sinergi antarpihak bisa terus dijaga, tidak hanya untuk pelestarian, tapi juga untuk pengembangan bahasa sebagai jati diri bangsa.

“Bahasa Indonesia sebagai pemersatu dan bahasa daerah sebagai identitas budaya, keduanya harus berjalan berdampingan. Bukan hanya lestari, tapi juga relevan dan berkembang,” pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:36 WIB
Budaya Literasi di SMPN 1 Bogor Wujudkan Kreativitas dan Inovasi Pendidikan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:27 WIB
SMPN 1 Bogor Matangkan Persiapan Sambut MBG di September 2025
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:22 WIB
MBG Disambut Positif di TK Negeri Mexindo, Menu Sehat sesuai Usia Anak
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:29 WIB
Inovasi Kulit Pepaya SMPN 1 Bogor Tembus Finalis BIA 2025
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 13:59 WIB
SMAN 1 Bogor Buka Ruang Kreativitas Siswa untuk Inovasi Teknologi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:50 WIB
Pendaftaran TKA 2025 Dibuka, Murid Bisa Ukur Potensi Akademik
-->