- Oleh MC KOTA TIDORE
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:22 WIB
: Doa kebangsaan lintas agama yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Jumat (1/8/2025). Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Oleh Tri Antoro, Sabtu, 2 Agustus 2025 | 21:37 WIB - Redaktur: Untung S - 160
Jakarta, InfoPublik – Suasana khidmat menyelimuti Doa Kebangsaan Lintas Agama yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Perwakilan tokoh dari enam agama resmi di Indonesia memanjatkan doa bagi bangsa, seraya menyampaikan harapan dan refleksi atas perjalanan panjang kemerdekaan Republik Indonesia.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh masyarakat untuk mengaminkan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh agama sebagai simbol tekad bersama menjaga kemerdekaan Indonesia.
“Mari kita mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus oleh tokoh-tokoh lintas agama malam ini sebagai bukti bahwa kita semua memiliki tekad yang sama untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tercinta,” ujarnya.
Tokoh agama Katolik, Fransiskus Yance Sengga, menilai doa kebangsaan ini memberikan kesejukan dan menampilkan kekayaan kebinekaan.
“Mari kita saling mengasihi sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di tengah dunia dan bersama-sama mewujudkan cita-cita Bung Karno dan Bung Hatta,” tuturnya.
Tokoh agama Hindu, I Gusti Made Sunartha, menegaskan kegiatan ini merupakan pengejawantahan sila pertama Pancasila. Ia mengajak seluruh elemen bangsa menjaga harmoni dengan Tuhan, sesama manusia, alam, dan pemimpin bangsa.
“Doa lintas agama ini adalah wujud bahwa kemerdekaan tidak terlepas dari perjuangan para tokoh agama di masa lalu,” ucapnya.
Tokoh agama Buddha, Damawudo, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan komunitas Buddhis dalam kegiatan ini.
“Ini pertama kalinya kami diundang berpartisipasi dalam doa kebangsaan lintas agama. Kami sangat senang bisa berdoa bersama,” katanya.
Tokoh agama Kristen Protestan, Tommy Lengkong, menegaskan bahwa acara ini mencerminkan kebersamaan sejati.
“Kita tidak bicara mayoritas atau minoritas, melainkan kebersamaan. Dan kebersamaan itu indah,” ungkap Pendeta Tommy.
Tokoh agama Konghucu, Wonsei Sunarta Hidayat, juga menyampaikan kebahagiaannya.
“Kita manusia sangat lemah dan membutuhkan pertolongan Tuhan. Doa ini kami harap menjadi jalan bagi Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Acara ini menjadi simbol nyata bahwa keberagaman agama di Indonesia dapat bersatu dalam satu doa untuk bangsa, menguatkan semangat persatuan, dan memperkuat komitmen menjaga kemerdekaan yang diwariskan para pendiri bangsa.
(BPMI Setpres)