Para Guru Sambut Haru "Kado Presiden" pada HUT ke-80 RI

Jakarta, Infopublik — Tiga program strategis yang diluncurkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai “Kado Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dari Presiden untuk Guru” disambut penuh haru dan rasa terima kasih oleh para pendidik di berbagai daerah.

Program yang diluncurkan meliputi: Bantuan Insentif bagi Guru Non-ASN, Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pendidik PAUD Nonformal, serta Bantuan Afirmasi Kualifikasi S-1/D-4 bagi Guru. Peluncuran berlangsung di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Jakarta, Rabu (6/8), dan dihadiri langsung para penerima manfaat yang menjadi perwakilan dari seluruh Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menegaskan bahwa ketiga program ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memperkuat profesi guru dan memastikan kehadiran negara di sektor pendidikan.

“Bantuan ini adalah wujud nyata komitmen negara dalam meningkatkan kualitas guru, memperkuat layanan pendidikan, dan menunjukkan bahwa negara hadir serta peduli. Semoga langkah ini menjadi bagian dari ikhtiar besar mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” ujar Suharti.

Wasilatun, guru TK IT Ar Rahman di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengaku terharu atas kesempatan yang diberikan pemerintah melalui program afirmasi pendidikan bagi guru. Setelah lebih dari dua dekade mengajar di tingkat PAUD, ia kini berkesempatan menempuh pendidikan jenjang S-1.

“Menjadi guru adalah cita-cita saya sejak kecil. Dengan bantuan ini, saya makin semangat belajar dan berharap dapat menularkan semangat itu ke guru-guru lain. Saya ingin membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk terus menimba ilmu,” ungkapnya.

Hal serupa dirasakan Ermawati, guru SD Negeri 3 Batung, Padang, Sumatera Barat. Ia tak menyangka dedikasinya selama hampir tiga puluh tahun menjadi pendidik kini mendapat apresiasi negara dalam bentuk bantuan kualifikasi pendidikan.

“Ini bukan hanya soal melanjutkan pendidikan, tapi tentang bagaimana negara memberi ruang bagi guru untuk berkembang. Saya merasa bangga dan makin termotivasi,” ujarnya.

Teuku Afiandani, guru SMP Negeri 3 Banda Aceh, menjadi salah satu penerima Bantuan Insentif bagi Guru Non-ASN. Ia mengaku terkejut sekaligus bersyukur saat mendapat informasi langsung dari kepala sekolah.

“Bantuan ini sangat berarti untuk kebutuhan sehari-hari sebagai guru. Semoga program ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak guru non-ASN di Aceh dan wilayah lainnya,” katanya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Pipit Dewi Susmianti, Kepala SD Bokpri Wates 1, Daerah Istimewa Yogyakarta. Baginya, bantuan yang diterima bukan hanya dukungan materi, tetapi penyemangat moral untuk terus melayani peserta didik dengan sepenuh hati.

“Dengan bantuan ini, saya ingin menyalakan kembali semangat rekan-rekan guru di sekolah agar terus mengabdi dan membimbing murid menjadi generasi tangguh,” tegas Pipit.

Yul Fahmi, guru PAUD Latifa, Banda Aceh, mengapresiasi bantuan subsidi upah yang diterimanya. Ia menyebut BSU bukan sekadar insentif finansial, tetapi bukti kepedulian negara terhadap guru PAUD nonformal yang kerap berada di garis belakang.

“BSU ini menjadi penguat semangat kami dalam mengajar. Ke depan, kami berharap ada kebijakan yang semakin berpihak kepada guru-guru PAUD, agar perhatian terhadap pendidikan usia dini semakin kuat,” pungkasnya.