Pj Gubernur Jabar Tarawih di Masjid Tertua di Kota Bandung

:


Oleh MC PROV JAWA BARAT, Sabtu, 16 Maret 2024 | 17:25 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 4K


Kota Bandung, InfoPublik - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengikuti tarawih berjamaah di Masjid Mungsolkanas, Jalan Cihampelas No 61, Kota Bandung, Jabar pada Jumat (15/3/2024).
 
Datang sekitar pukul 19.05 WIB, Bey langsung berbaur dengan  warga yang akan mengikuti tarawih di masjid yang dibangun pada1869.
 
Nama Mungsolkanas sendiri diambil dari bahasa Sunda kepanjangan dari 'Mangga Urang Ngaos Sholawat ka Kanjeng Nabi SAW' (mari kita bersalawat untuk Nabi Muhammad SAW).
 
Tarawih di Masjid Mungsolkanas terdiri dari 23 rakaat. Usai tarawih, Bey lantas bersilaturahmi dengan para pengurus DKM dan warga. "Saya memutuskan tarawih di sini karena masjid ini punya nilai historis tinggi," ujar Bey Machmudin.
 
Bey mengapresiasi DKM yang terus memelihara masjid bersejarah yang berada di kawasan permukiman Gang Mama Winata tersebut.  "Masjidnya unik, alhamdulilah, saya salat tarawih 23 rakaat, tadi juga sempat silaturahim dengan DKM," katanya.
 
Bey mengatakan tarawih keliling ke masjid-masjid yang dikelola oleh warga memberikan pengalaman menarik. Ia sengaja tak menginformasikan kedatangan agar tidak merepotkan pengurus dan warga.
 
"Saat tarawih keliling itu kami yang harus beradaptasi dengan kebiasaan masjid-masjid yang didatangi," ujarnya.
 
Masjid Mungsolkanas merupakan masjid tertua di Kota Bandung. Nama unik ini merupakan pemberian Mama Aden atau R. Suradimadja alias Abdurohim.
 
Masjid Mungsolkanas berdiri pada 1869. Awalnya hanya berupa tajug sederhana. Bentuk bangunannya berupa kobong dan panggungnya terbuat dari bilik. 
 
Bangunan masjid berdiri di atas lahan yang diwakafkan oleh Nenek Zakaria yang bernama Lantenas, janda dari R. Suradipura, Camat Lengkong Sukabumi yang wafat pada 1869. 
 
Tajug yang sudah berdiri lebih dari 140 tahun itu pertama kali dipugar menjadi masjid pada 1933 di era Wali Kota masih dijabat orang dari pemerintah Belanda yakni E.W Wermuth. 
 
Masjid Mungsolkanas dipugar hampir bersamaan waktunya dengan pemugaran Masjid Kaum Cipaganti oleh Wolf Schumaker. 
 
Bedanya, Mungsolkanas dipugar atas biaya dan inisiatif Mama Aden, sedangkan Masjid Kaum Cipaganti dibiayai oleh pemerintah kolonial Belanda.
 
Pemugaran besar-besaran Masjid Mungsolkanas terjadi pada 1994 di era Wali Kota Wahyu Hamidjaja. 
 
Masjid Mungsolkanas sampai saat ini masih menjadi sarana ibadah banyak jamaah. Di saat Ramadan, masjid ini juga memiliki beragam kegiatan seperti kuliah subuh hingga takjil gratis.
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:19 WIB
Mendagri Minta Kepala Daerah Optimalkan Kewenangan Pemberantasan TBC
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 09:57 WIB
Indramayu Siapkan Pilkades Hybrid Pertama
  • Oleh Tri Antoro
  • Minggu, 10 Agustus 2025 | 19:04 WIB
Presiden Dukung Penuh Profesionalisme TNI
  • Oleh MC KAB SELUMA
  • Kamis, 7 Agustus 2025 | 00:13 WIB
Bupati Seluma Minta Dukungan ATR/BPN untuk Percepat Lahan TPST
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Selasa, 22 Juli 2025 | 07:48 WIB
Kemkomdigi Siapkan Literasi Digital di Kasepuhan Gelar Alam Sukabumi
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Rabu, 16 Juli 2025 | 14:36 WIB
Silaturahmi Mendagri dan Kepala Daerah se-Jabar Bahas Pembangunan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 14 Juli 2025 | 15:56 WIB
Gubernur Gorontalo Terima Kunjungan Kementerian Koordinator Bidang Pangan
-->