- Oleh Tri Antoro
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 16:46 WIB
:
Oleh MC PROV JAWA BARAT, Selasa, 4 Februari 2025 | 11:25 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 274
Subang, InfoPublik – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan Mobile Cold Storage (MCS) Solar Powered sebagai solusi penyimpanan dan pengawetan ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Subang.
Inovasi ini merupakan bagian dari implementasi sistem off-grid energi baru terbarukan (EBT) yang didanai melalui Hibah Kompetitif Tahun 2024. Melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Mina Fajar Sidik di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jabar.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin, menegaskan bahwa Desa Blanakan salah satu sentra perikanan utama di Jabar, sehingga pengembangan teknologi seperti MCS berbasis tenaga surya menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
"Kami ingin teknologi ini benar-benar berdampak bagi masyarakat. Dengan Mobile Cold Storage berbasis solar cell, nelayan bisa menyimpan ikan lebih lama tanpa harus buru-buru menjualnya dengan harga rendah," ujar Bey di Desa Blanakan, Senin (3/2/2025).
MCS yang dikembangkan ini memiliki suhu minimum 0 hingga -5 derajat Celcius dan dapat menyimpan hingga tiga ton ikan. Sarana ini juga didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid 7,2 KWp dan kapasitas baterai 20 KWAh.
Bey Machmudin juga menyatakan bahwa Pemprov Jabar berencana mereplikasi MCS di berbagai titik lain di Jawa Barat dengan menggandeng sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Kami berharap teknologi ini bisa diterapkan lebih luas di daerah lain untuk membantu nelayan dan memperkuat industri perikanan Jabar," tambahnya.
Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi, Brian Yuliarto, menekankan bahwa MCS ini memiliki sistem pemeliharaan yang ringan dan ramah lingkungan.
"Kami sudah melakukan pelatihan bagi tenaga lokal agar dapat mengoperasikan dan merawat teknologi ini secara mandiri," ujarnya.
Selain manfaat bagi nelayan, MCS berbasis tenaga surya juga memberikan berbagai keuntungan, di antaranya:
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menyatakan bahwa penggunaan energi baru terbarukan harus diperluas ke berbagai sektor, termasuk perikanan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar, Hermansyah Manap, menambahkan bahwa cold storage adalah kebutuhan dasar nelayan, terutama di Blanakan yang memiliki produksi ikan sangat besar.
"Saat musim ikan, produksi bisa mencapai puncaknya selama enam bulan. Jika tidak ada cold storage, ikan harus segera dijual dengan harga murah. Dengan teknologi ini, nelayan bisa menyimpan ikan hingga harga stabil," jelasnya.
Ketua KUD Mina Fajar Sidik, Dasam, mengapresiasi kehadiran MCS karena dapat mempertahankan kualitas ikan lebih lama, sehingga nelayan tidak perlu langsung menjual hasil tangkapannya dengan harga murah.
"Dengan adanya cold storage ini, mutu ikan tetap terjaga dari proses penyimpanan hingga pemasaran," jelas Dasam.
Dengan keberlanjutan inovasi ini, diharapkan rantai distribusi industri perikanan di Jabar semakin kuat dan kesejahteraan nelayan semakin meningkat.