- Oleh MC KAB BLORA
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:44 WIB
:
Oleh MC KOTA SINGKAWANG, Rabu, 5 Maret 2025 | 14:55 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 499
Singkawang, InfoPublik – Pemerintah Kota Singkawang bergerak cepat untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga pangan menjelang Hari Raya Idulfitri. Langkah ini diambil guna memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup bagi masyarakat dan mencegah inflasi yang bisa membebani warga, terutama menjelang hari besar keagamaan.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang per Februari 2025, inflasi year-on-year tercatat sebesar -0,11 persen, dan inflasi month-to-month sebesar -0,12 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi pada deflasi utama Kota Singkawang antara lain tarif listrik, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan tongkol.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada Selasa (4/3/2025), menyampaikan pentingnya langkah antisipasi menjelang Ramadan dan Idulfitri. Ia mengimbau agar semua pihak dapat bekerja sama memantau harga di pasar secara langsung.
“Menjelang hari besar keagamaan ini, kita perlu sama-sama langsung tinjau pasar kita, ada gerakan kita untuk melihat langsung harga di lapangan,” ujar Tjhai Chui Mie.
Tjhai juga menekankan pentingnya agar pedagang tidak melakukan penimbunan barang, yang bisa berdampak pada kenaikan harga menjelang lebaran. Pemerintah Kota Singkawang sendiri sudah memulai program Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar, yang bertujuan untuk memastikan harga pangan tetap terjangkau.
“Kita sudah ada gerakan pangan murah dimulai besok, jadi mau mengingatkan kepada pedagang untuk tidak menimbun stok, sehingga apa yang dibutuhkan masyarakat menyambut lebaran bisa dipenuhi,” tegas Tjhai.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Singkawang, Muhammadin, meminta komitmen dan sinergitas dari semua perangkat daerah yang berkaitan dengan pengendalian inflasi, seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan dan UKM. Ia mengingatkan pentingnya inovasi dalam pengendalian inflasi selain melalui program operasi pasar dan gerakan pangan murah.
Muhammadin juga mengingatkan bahwa kondisi pasar bisa sewaktu-waktu berubah, di mana komoditas seperti cabai bisa kembali mendorong inflasi. Untuk itu, ia mengimbau agar program pekarangan lestari terus didorong sebagai langkah mitigasi terhadap lonjakan harga.
“Untuk wilayah Kalimantan Barat dan Singkawang, kondisinya cukup baik, namun jika tidak diantisipasi, harga bisa melonjak kembali,” pungkas Muhammadin.
MC Kota Singkawang