- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 20:29 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Senin, 10 Maret 2025 | 08:08 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 265
Pekanbaru, InfoPublik – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dinilai telah layak menjadi salah satu kampus yang mempersiapkan tenaga kerja migran berkualitas untuk bekerja di luar negeri.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Republik Indonesia (RI), Dzulfikar Ahmad Tawalla, saat menjadi pembicara dalam Pengajian Ramadan 1446 H dan Silaturahmi Pimpinan Cabang Muhammadiyah seluruh Riau, di aula kampus utama Umri, Jalan Tuanku Tambusai Ujung, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada Jumat (7/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wamen P2MI menegaskan bahwa bekerja di luar negeri merupakan peluang yang menguntungkan, namun harus dilakukan melalui jalur resmi agar tenaga kerja migran terlindungi secara hukum dan sosial.
Dzulfikar mengungkapkan bahwa sejarah pekerja migran Indonesia dimulai pasca kunjungan Presiden Soekarno ke Arab Saudi pada tahun 1950. Sejak saat itu, tenaga kerja Indonesia mulai bekerja di luar negeri, terutama di Arab Saudi, dan terus berkembang hingga saat ini.
Namun, tren viral "Kabur Aja Dulu" dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang memilih bekerja di luar negeri tanpa melalui jalur resmi.
"Jumlah penduduk yang tinggi sementara lapangan kerja terbatas membuat banyak orang memilih bekerja di luar negeri. Tapi harus melalui jalur resmi, jangan ilegal, karena resikonya sangat besar," tegas Dzulfikar.
Untuk memastikan keamanan dan kualitas tenaga kerja migran Indonesia, Kementerian P2MI menerapkan konsep "5 Siap" bagi calon pekerja migran, yaitu:
"Kami sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan pekerja migran yang berkualitas, termasuk dalam penguasaan bahasa negara tujuan yang menjadi syarat utama," tambah Dzulfikar.
Wamen P2MI menilai Umri memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pelatihan pekerja migran, mengingat kualitas akademik dan meningkatnya jumlah dosen bergelar doktor setiap tahunnya.
"Kami yakin Umri mampu mencetak pekerja migran berkualitas yang bisa menjadi tenaga profesional di luar negeri. Mahasiswa di sini bisa menjadi bagian dari pekerja migran yang sukses," ungkapnya.
Dia juga menyebutkan 10 negara favorit tujuan pekerja migran Indonesia saat ini, antara lain Malaysia, Taiwan, Hongkong, Arab Saudi, Korea Selatan, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura.
"Jika ingin bekerja di luar negeri, pastikan melalui jalur legal. Tidak ada negara yang menerima orang jahil, tapi semua negara membuka peluang bagi mereka yang pintar dan memiliki kompetensi," pungkasnya.
(Mediacenter Riau/mad)