- Oleh MC PROV RIAU
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:09 WIB
: Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, melakukan kunjungan ke Desa Tegalpanjang, Kecamatan Sucinaraja, terkait penanganan sampah, Selasa (22/4/2025). (Foto: Anggana Mulia Karsa / Diskominfo Kab. Garut)
Oleh MC KAB GARUT, Sabtu, 26 April 2025 | 10:32 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 333
Garut, InfoPublik — Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kecamatan Sucinaraja, Pemerintah Desa Tegalpanjang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut atas respons cepat mereka dalam menangani persoalan tersebut.
“Saya komunikasi dengan Ibu Camat, komunikasi dengan Pak Kades, memang ini terjadi karena multifaktor, yang menyebabkan orang membuang sampah di dua tempat, yaitu di tanah desa dan di tanah pribadi,” ujar Putri Karlina di belakang SMA Negeri 26 Garut, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut pada Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa tumpukan sampah yang sempat meresahkan masyarakat kini telah diatasi melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk pengangkutan dengan alat berat serta gotong royong warga dalam membersihkan sisa-sisa sampah.
Putri Karlina mendorong pengelolaan sampah yang dimulai dari tingkat desa. Ia menyatakan dukungannya terhadap rencana Kepala Desa Tegalpanjang untuk melibatkan masyarakat dalam proses pemilahan dan pengolahan sampah.
“Alhamdulillah, Pak Kades sudah punya rencana berguyub dengan masyarakatnya untuk membuat pengolahan dan pemilahan sampah, sehingga sampah bisa menjadi nilai ekonomi,” tuturnya.
Menanggapi viralnya kasus sampah tersebut di media sosial, Putri menganggap hal itu sebagai pemicu semangat bagi pemerintah dan masyarakat untuk bergerak cepat dan melibatkan banyak pihak.
“Ketika yang bergerak hanya sendiri itu berat. Harus ada sebuah kejadian yang menggerakkan banyak orang agar tujuan kita tercapai,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat Garut untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan, mengingat dampak luasnya, termasuk potensi terjadinya bencana alam seperti banjir.
“Masyarakat sering komplain soal banjir, padahal sebagian besar banjir terjadi akibat ulah manusia. Jadi, ayo mulai sekarang lakukan pemilahan sampah dengan serius, jangan hanya menjadi wacana,” tegasnya.
Putri Karlina mencontohkan bahwa dirinya telah membiasakan pemilahan sampah di rumah, dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk atau pakan maggot yang bernilai ekonomis.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut memiliki anggaran khusus untuk penanganan sampah. Delapan desa yang menjadi sumber permasalahan atau memiliki potensi wisata akan menjadi prioritas dalam program ini.
“Kita inventarisir desa-desa yang menjadi penyebab banjir atau memiliki potensi wisata. Seperti Sayangheulang dan Santolo, itu akan menjadi prioritas,” pungkasnya. (Nindi Nurdiyanti/Yanyan Agus Supianto).