- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:06 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Selasa, 29 April 2025 | 20:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 220
Pekanbaru, InfoPublik — Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, menegaskan pentingnya mempertahankan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), meskipun tren kasus karhutla menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers usai Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla Nasional di Lanud Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru pada Selasa (29/4/2025).
Raja Juli menyebutkan bahwa Indonesia patut berbangga atas capaian pengendalian karhutla. Data menunjukkan bahwa luas kebakaran hutan dan lahan pada 2024 turun signifikan menjadi sekitar 370 ribu hektare dibandingkan 1,1 juta hektare pada 2023. Bahkan, saat fenomena El Nino pada 2023, angka kebakaran tetap lebih rendah dibandingkan empat tahun sebelumnya.
"Kita pernah mengalami bencana karhutla yang memprihatinkan, tetapi kerja keras semua pihak sudah menunjukkan keberhasilan yang baik. Ini prestasi yang patut kita syukuri, tetapi tidak boleh membuat kita lengah atau jumawa," ujar Raja Juli.
Ia mengungkapkan tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan angka karhutla:
Pertama, kolaborasi yang terpimpin semakin membaik. Saat ini, seluruh kekuatan, baik dari pusat, daerah, TNI-Polri, hingga dunia usaha, bergerak dalam satu koordinasi terpadu.
Kedua, pencegahan dan penegakan hukum lebih efektif. Penggunaan teknologi seperti Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), yang akan kembali digelar mulai 1 Mei 2025 di Riau, menjadi salah satu upaya nyata. Selain itu, edukasi masyarakat melalui berbagai media kreatif, seperti lomba pantun dan syair, terus digalakkan untuk membangun budaya sadar karhutla.
"Penindakan hukum terhadap pelaku pembakaran, baik dari perusahaan maupun individu, sudah berjalan baik dan menimbulkan efek jera," tambahnya.
Ketiga, partisipasi aktif masyarakat memperkuat pengendalian karhutla. Pemerintah terus mendorong keterlibatan kelompok masyarakat peduli api, pramuka, masyarakat adat, dan berbagai elemen lainnya di tingkat lokal.
"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kita mampu belajar dari kesalahan masa lalu dan memperbaiki diri. Namun, semangat apel hari ini adalah menjaga kewaspadaan. Karhutla harus terus kita antisipasi bersama," tegas Raja Juli.
Apel Kesiapsiagaan ini menjadi momentum untuk mempererat koordinasi antarunsur dan memastikan pencegahan karhutla berjalan maksimal menghadapi musim kemarau 2025.
(Mediacenter Riau/bts)