Kasus DBD di Riau Tembus 1.471, Dinkes Perkuat Peran Jumantik

:


Oleh MC PROV RIAU, Kamis, 8 Mei 2025 | 11:50 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 257


Pekanbaru, InfoPublik — Kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi sorotan di Provinsi Riau. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sejak Januari hingga akhir April 2025 tercatat sebanyak 1.471 kasus DBD yang tersebar di 12 kabupaten/kota di wilayah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, menyampaikan bahwa peningkatan jumlah kasus ini merupakan persoalan serius yang memerlukan perhatian dan keterlibatan semua pihak.

“Selama empat bulan terakhir, hampir 1.500 warga Riau terjangkit DBD. Ini bukan sesuatu yang bisa kita anggap sepele. Semua pihak harus aktif dalam upaya pencegahan,” ujar Sri Sadono melalui keterangan pers yang diterima pada Rabu (7/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya menjadi penyebab utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, vektor pembawa virus dengue.

Sebagai bentuk langkah cepat, Dinas Kesehatan telah mengintensifkan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tengah masyarakat. Para kader ini secara rutin mengunjungi rumah warga untuk memastikan tidak ada tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk.

“Kami sangat mengandalkan kader Jumantik sebagai garda terdepan pencegahan. Mereka memeriksa tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum hewan, hingga saluran air yang jarang dibersihkan,” ujarnya.

Selain pemantauan, kader Jumantik juga memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang pentingnya Gerakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, ditambah tindakan pencegahan lainnya seperti penggunaan obat nyamuk dan kelambu saat tidur.

“Jika kita semua menjaga kebersihan lingkungan, nyamuk tidak akan memiliki tempat untuk berkembang biak. Jangan sampai kita menyesal karena terlambat bertindak,” tegasnya.

Dinas Kesehatan juga telah menginstruksikan rumah sakit dan puskesmas agar siaga menghadapi kemungkinan lonjakan pasien. Sri Sadono mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala berat, atau muncul bintik merah di kulit.

“Deteksi dini sangat penting. Semakin cepat penanganannya, semakin besar peluang untuk sembuh,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat seperti camat, lurah, RT/RW, tokoh masyarakat, dan warga untuk bersatu dalam gerakan pencegahan DBD.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Ini adalah tanggung jawab bersama. Dukungan masyarakat sangat kami harapkan,” pungkasnya.

(Mediacenter Riau/sa)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
Sekda Riau Kunci Perkuat Layanan Publik dan Tata Kelola Daerah
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:49 WIB
Kader Jumantik Tanjung II Sleman Gencarkan Gerakan Jegetz untuk Cegah DBD
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:25 WIB
KPA Riau Gandeng UIN Suska Perkuat Edukasi HIV/AIDS di Kalangan Mahasiswa
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Minggu, 20 Juli 2025 | 07:15 WIB
Dinkes Gorut Bekali Tenaga Entomolog Hadapi Ancaman DBD
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 15 Juli 2025 | 21:41 WIB
PKG Jadi Langkah Nyata Cegah Penyakit
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Senin, 14 Juli 2025 | 08:02 WIB
RSUD Arifin Achmad Harus Jadi Tumpuan Layanan Kesehatan Riau
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 1 Juli 2025 | 19:03 WIB
Gubernur: Ekonomi dan Pendidikan Jadi Prioritas RPJMD Riau
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Minggu, 15 Juni 2025 | 01:56 WIB
Kota Pekanbaru Bersiap Jadi Magnet Medical Tourism lewat RS UPT Vertikal
-->