- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 06:14 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Senin, 26 Mei 2025 | 12:14 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 271
Agam, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Agam terus mendorong pendekatan inovatif dalam pembangunan masyarakat berbasis lokal. Salah satu terobosan terbaru adalah peluncuran Program Nagari Creative Hub Berbasis Masjid, yang dibahas secara mendalam dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Mess Pemda Belakang Balok, Bukittinggi, Jumat (23/5/2025).
Program ini bukan sekadar jargon religius. Di tangan Bupati Agam, Benni Warlis, masjid dijadikan sebagai pusat transformasi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat nagari. Rakor tersebut dimoderatori oleh Kepala DPMN Agam, Handria Asmi, dan dihadiri oleh perwakilan lintas sektor, mulai dari Kementerian Agama, OPD teknis, hingga tokoh masyarakat.
Bupati Benni menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai simpul yang mengintegrasikan fungsi keagamaan dengan fungsi-fungsi strategis lainnya. “Masjid adalah pusat gravitasi sosial. Jika kita kelola dengan pendekatan yang tepat, masjid bisa menjadi pusat pemberdayaan ekonomi, penguatan ketahanan keluarga, hingga mitigasi bencana,” ujar Benni.
Lebih dari itu, ia juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kerja kolaboratif lintas sektor. Masjid sebagai Nagari Creative Hub diharapkan tidak hanya menjadi simbol religiusitas, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala DPMN Agam, Handria Asmi, dalam paparannya menjelaskan bahwa program ini merupakan implementasi dari Peraturan Bupati (Perbup) No. 74 Tahun 2016, yang kini diangkat dalam konteks kekinian melalui pendekatan inovatif dan teknologis.
Masjid dalam skema Nagari Creative Hub akan memiliki enam peran utama: Sentra penanggulangan kemiskinan, Sentra ketahanan pangan masyarakat, Sentra perlindungan kampung dan anak nagari, Sentra ekonomi kerakyatan berbasis masjid, Pusat pendidikan, budaya, dan layanan kesehatan, dan Ruang ramah hewan dan tempat istirahat nyaman bagi musafir.
“Ini bukan hanya gagasan di atas kertas. Kita sudah mulai sejak April 2025 melalui rekrutmen asesor, penyusunan juknis, bimtek, hingga assesment lapangan,” papar Handria.
Sebagai bentuk komitmen serius, Pemkab Agam telah mengalokasikan anggaran untuk honor kader Nagari Creative Hub, pelatihan SDM, serta koordinasi lintas OPD untuk intervensi program secara integratif. Ini menjadikan program ini bukan sekadar proyek satu instansi, tetapi ekosistem kolaboratif yang melibatkan banyak pihak.
Dengan pelaksanaan yang bertahap dan berbasis data, Program Nagari Creative Hub berpotensi menjadi model nasional dalam integrasi pembangunan masyarakat berbasis masjid. Agam kembali menunjukkan komitmennya menjadi daerah yang tidak hanya religius secara simbolik, tetapi juga progresif dalam pemberdayaan masyarakat dari akar rumput.
“Transformasi berbasis masjid ini adalah investasi sosial yang besar. Kita ingin masjid tak hanya ramai saat salat, tapi juga hidup setiap saat dengan aktivitas yang bermanfaat bagi semua,” tutup Bupati Benni Warlis.(MC Agam/Tori)