- Oleh MC KAB KUBU RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:02 WIB
: Plt Bappeda Litbang Kubu Raya, Agus Siswandi saat ini kondisi jalan mantap mencapai 53,15 persen dengan panjang 600 Km berkondisi baik, sedang, ringan dan berat. ini diukur dengan keadaan jalan yang ada di sembilan kecamatan, Senin (2/6/2025) di Suingai Raya. (foto:ird/mckuburaya)
Oleh MC KAB KUBU RAYA, Senin, 2 Juni 2025 | 21:33 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 304
Kubu Raya, InfoPublik – Instruksi Presiden (Inpres) tentang pembangunan jalan daerah memberikan harapan baru bagi percepatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kubu Raya.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Litbang Kubu Raya, Agus Siswandi, dalam keterangannya di Sungai Raya, Senin (2/6/2025).
Agus mengungkapkan bahwa saat ini kondisi jalan mantap di Kabupaten Kubu Raya baru mencapai 53,15 persen dari total sekitar 600 kilometer ruas jalan yang tersebar di sembilan kecamatan. Kondisi tersebut mencakup klasifikasi jalan dalam keadaan baik, sedang, rusak ringan, hingga rusak berat.
Menurutnya, untuk menyelesaikan persoalan akses jalan, dibutuhkan dukungan anggaran yang sangat besar. Sebagai contoh, pembangunan jalan dari Rasau Jaya ke Patok 50 membutuhkan dana sekitar Rp10 miliar. Pembangunan jalan lainnya, seperti dari Sungai Raya menuju Sukalanting, juga menelan anggaran besar.
“Maka dari itu, kita membutuhkan intervensi dari pusat, salah satunya melalui alokasi Inpres Jalan Daerah. Selain itu, strategi lain yang diambil adalah pengalihan status jalan dari pemerintah daerah ke pemerintah provinsi, pemanfaatan program karya bhakti TNI, dan dukungan dana dari CSR,” jelas Agus.
Ia optimis, strategi tersebut akan meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kubu Raya, sehingga anggaran yang ada bisa dialihkan ke sektor penting lainnya seperti pendidikan dan kesehatan.
Agus juga menjelaskan bahwa selama ini warga di daerah pesisir masih mengandalkan transportasi air karena kondisi jalan darat yang rusak. Hal ini menyebabkan biaya logistik menjadi mahal dan waktu tempuh yang lebih lama.
“Kalau jalan sudah bagus, warga bisa membawa hasil pertanian ke kota atau membeli kebutuhan pokok ke kecamatan tanpa harus bergantung pada speed boat. Biaya jadi lebih murah, dan waktu lebih efisien,” tuturnya.
Ia menambahkan, perbaikan jalan akan berdampak langsung pada geliat ekonomi masyarakat. Jalan yang terbangun akan membuka peluang usaha di sekitarnya.
“Begitu jalan bagus, akan muncul warung, kios, penjual BBM eceran, dan usaha-usaha lainnya. Ekonomi masyarakat pasti terdorong,” ujarnya.
Adapun faktor kerusakan jalan, menurutnya, cukup kompleks. Selain banjir dan tonase kendaraan yang melebihi kapasitas, kualitas konstruksi jalan di masa lalu juga menjadi penyebab turunnya status jalan mantap.
(ird/mckuburaya)