- Oleh MC PROV RIAU
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 15:21 WIB
: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, dalam rilis resmi yang digelar di Ruang Ngalam Command Center (NCC), Senin (2/6/2025)/ MC Malang.
Oleh MC KOTA MALANG, Selasa, 3 Juni 2025 | 12:29 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 232
Malang, InfoPublik- Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,21 persen pada Mei 2025 setelah mengalami inflasi selama dua bulan berturut-turut. Deflasi ini dipicu oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, dalam rilis resmi yang digelar di Ruang Ngalam Command Center (NCC), Senin (2/6/2025).
Umar menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,82 persen dengan andil sebesar 0,24 persen terhadap total deflasi bulanan.
Menurut dia, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit, bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan daging ayam.
“Kelompok lain yang juga mendorong terjadinya deflasi adalah kelompok transportasi, yang mengalami penurunan harga sebesar 0,12 persen dengan andil deflasi sebesar 0,22 persen. Sementara itu, kelompok penyumbang inflasi pada Mei 2025 adalah tomat, tarif pulsa ponsel, dan beras,” kata Umar.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa deflasi yang terjadi di Kota Malang sejalan dengan tren yang terjadi di tingkat Provinsi Jawa Timur dan nasional.
“Angka deflasi yang terjadi bulan ini selaras dengan tren yang terjadi di tingkat Provinsi Jawa Timur dan nasional, yang juga mengalami deflasi, masing-masing sebesar 0,34 persen dan 0,37 persen,” jelas dia.
Umar juga mengungkapkan bahwa seluruh kabupaten/kota penghitung inflasi di Jawa Timur pada Mei 2025 mengalami deflasi.
"Jika dibandingkan dengan seluruh kota di Jawa Timur, deflasi Kota Malang berada di urutan pertama dengan deflasi yang paling rendah. Sementara yang terdalam terjadi di Sumenep, yakni sebesar 0,79 persen,” terang dia.
Secara kumulatif (year to date), inflasi Kota Malang dari Januari hingga Mei 2025 tercatat sebesar 0,94 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi Jawa Timur yang sebesar 0,89 persen, namun lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 1,19 persen.
Adapun inflasi tahunan (year on year) Kota Malang mencapai 1,36 persen, lebih tinggi dari Jawa Timur yang sebesar 1,20 persen, namun masih di bawah angka nasional yang tercatat 1,60 persen.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang turut hadir dalam rilis tersebut menyampaikan apresiasinya kepada BPS Kota Malang atas konsistensinya dalam menyajikan data dan informasi statistik yang akurat dan tepercaya.
Terkait dengan kondisi harga di Kota Malang, Wahyu menyatakan bahwa secara umum harga-harga kebutuhan pokok masih terkendali.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan pemantauan berkelanjutan terhadap dinamika harga.
“Kan ada beberapa faktor yang membuat deflasi, salah satunya adalah pasca-Hari Raya yang memang cenderung mengalami deflasi. Tapi kita akan terus memantau dan mengecek bagaimana bisa menaikkan kembali angka deflasi ini, walaupun secara umum tergolong aman,” ujar dia.