- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:12 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Rabu, 4 Juni 2025 | 16:01 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 275
Siak, InfoPublik – Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyoroti sejumlah tantangan besar yang akan dihadapi pemerintahan kepala daerah terpilih, terutama krisis fiskal dan kebutuhan mendesak untuk transformasi ekonomi.
Gubernur menegaskan bahwa Siak dan Provinsi Riau secara umum tidak lagi dapat sepenuhnya mengandalkan pendapatan dari sektor minyak dan gas (migas). Ia menekankan bahwa defisit fiskal yang dialami saat ini adalah realitas yang harus dihadapi dengan kebijakan yang tepat.
“Riau ini sering dianggap sebagai negeri kaya, padahal saat ini kita sedang mengalami defisit. Ini menjadi tantangan nyata,” ujar Wahid dalam sambutannya saat pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Siak, Afni dan Syamsurizal, di Kabupaten Siak, Rabu (4/6/2025).
Ia mendorong Pemerintah Kabupaten Siak di bawah kepemimpinan Afni–Syamsurizal untuk mengalihkan fokus pembangunan ke sektor-sektor lain yang lebih berkelanjutan, seperti kehutanan, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada sumber daya alam. Kita butuh transformasi menuju ekonomi berbasis manusia, inovasi, dan teknologi. Saya yakin Siak mampu,” tegasnya.
Gubernur juga mengingatkan pentingnya pengelolaan anggaran yang efisien dan berpihak pada kebutuhan rakyat. Ia menekankan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan harus dilakukan secara cermat, transparan, dan sesuai skala prioritas pembangunan.
Pelantikan yang dilaksanakan secara inklusif juga mengusung semangat ekonomi rakyat. Wahid mengapresiasi penggunaan kendaraan odong-odong lokal dalam rangkaian kegiatan, sebagai simbol keberpihakan pada pelaku usaha kecil.
“Saya terkesan. Pelantikan ini bukan hanya seremoni, tetapi menunjukkan kepedulian terhadap ekonomi rakyat kecil. Ini awal yang baik,” kata Wahid.
Menutup sambutannya, Gubernur Abdul Wahid berharap agar pemerintah daerah segera menetapkan prioritas pembangunan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Merawat tuah, menjaga marwah. Takkan Melayu hilang di bumi,” pungkasnya.
(Mediacenter Riau/ns)