- Oleh MC KOTA PROBOLINGGO
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:42 WIB
: Hadiri Pelantikan Pengurus Baru PMII Djoyolelono, Wali Kota Tegaskan Peran Strategis Pemuda
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Selasa, 17 Juni 2025 | 13:34 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 226
Kanigaran, Infopublik — Ruang Puri Manggala Bhakti di Kantor Wali Kota Probolinggo, Minggu (15/6/2025) sore, menjadi saksi lahirnya semangat baru gerakan mahasiswa saat pengurus IV Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Djoyolelono Institut Ahmad Dahlan (IAD) resmi dilantik untuk masa bakti 2025–2026. Namun bagi Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, pelantikan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah momentum strategis untuk mencetak agen perubahan di kalangan generasi muda.
“Pelantikan ini bukan sekadar simbol. Ini adalah titik awal penguatan komitmen untuk berjuang dan membawa perubahan nyata bagi masyarakat,” tegas dr. Aminuddin dalam sambutannya.
Lebih dari sekadar ucapan selamat, Wali Kota Aminuddin memberikan pesan tajam namun konstruktif kepada para kader PMII: pemuda tidak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika bangsa. Ia menekankan bahwa PMII memiliki warisan ideologis kuat sebagai organisasi mahasiswa berbasis Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang seharusnya menjadi sumber nilai untuk bergerak secara moderat, inklusif, dan solutif.
“Saat ini, bangsa butuh pelopor, bukan pengamat. Butuh inovator, bukan hanya komentator,” ujarnya.
Dalam orasi intelektualnya, wali kota yang juga seorang dokter ini menyampaikan refleksi mendalam soal makna kepemimpinan di tubuh organisasi mahasiswa. Menurutnya, jabatan bukanlah tempat untuk mencari prestise pribadi, melainkan lahan subur untuk menebar pengabdian dengan integritas dan keikhlasan.
“Jika semangat keikhlasan dan integritas dijaga, maka organisasi seperti PMII akan terus relevan dan memberi manfaat luas bagi umat, bangsa, dan negara,” tandasnya.
Tak hanya pelantikan, acara ini juga dirangkai dengan talk show bertema tajam dan menggugah: “Pemuda di Titik Mati, Krisis Tanpa Solusi.” Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi, aktivis muda, serta Ketua DPRD Kota dan Kabupaten Probolinggo. Tema tersebut memotret kegelisahan generasi muda dalam menjawab tantangan era digital, disrupsi nilai, hingga potensi kehilangan arah pergerakan.
“Saya sangat mengapresiasi diskursus ini. Ini bukti bahwa PMII tidak hanya sibuk konsolidasi internal, tapi juga mengajak publik berpikir kritis terhadap tantangan zaman,” kata Wali Kota Aminuddin.
Pelantikan PMII Djoyolelono ini menjadi pengingat penting tentang urgensi peran organisasi mahasiswa dalam membangun kepemimpinan muda yang tangguh, adaptif, dan berbasis nilai. Di tengah dinamika global dan kegamangan identitas sebagian generasi muda, organisasi seperti PMII diharapkan menjadi ruang pembentukan karakter sekaligus arena pertarungan ide dan aksi nyata.
Kegiatan hari itu bukan hanya menandai dimulainya masa kerja pengurus baru, tetapi juga memantik harapan baru bahwa gerakan mahasiswa tetap menjadi benteng moral dan sosial dalam membangun peradaban. PMII Djoyolelono IAD, dengan semangat baru dan kepemimpinan baru, diharapkan terus hadir sebagai pencerah di tengah dinamika sosial dan tantangan kebangsaan.
“Mari buktikan bahwa organisasi ini bukan hanya tempat berkumpul, tapi tempat berproses dan berkontribusi,” pungkas Wali Kota Aminuddin. (es/uby)