- Oleh MC KOTA PROBOLINGGO
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:42 WIB
: Demang Fair 2025 Sukses Digelar, dr. Aminuddin Harap Jadi Kalender Pariwisata Kota Probolinggo
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Selasa, 17 Juni 2025 | 13:40 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 128
Kademangan, Infopublik — Jalan Bengawan Solo di Kelurahan Kademangan, Minggu (15/6/2025) malam, berubah menjadi lautan manusia. Ribuan warga tumpah ruah menikmati puncak gelaran “Demang Fair 2025”, sebuah event yang tak sekadar meriah, tetapi juga sarat nilai budaya, kolaborasi sosial, dan pemberdayaan ekonomi warga.
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, yang hadir bersama Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari dan Ketua TP PKK dr. Evariani, secara langsung menutup rangkaian K-Demang Ganza 2025. Dalam sambutannya, ia menyebut Demang Fair bukan hanya hiburan rakyat, tapi wujud nyata dari semangat gotong royong, ekspresi budaya lokal, serta geliat ekonomi kerakyatan.
“Kegiatan ini mencerminkan karakter masyarakat Kademangan: khas budayanya, kreatif warganya, dan kolaboratif semangatnya. Saya bangga,” ujar Wali Kota Aminuddin disambut riuh tepuk tangan warga.
Demang Fair 2025 menyuguhkan beragam pertunjukan seni budaya daerah, mulai dari tari Gelleng Ro’om, musik tradisional Sekar Tanjung, hingga atraksi khas Jaran Bodhag. Tak kalah menarik, festival ini juga menghadirkan stand UMKM dengan produk unggulan lokal, seperti batik, kuliner khas, dan kerajinan daur ulang.
Yang membuat event ini istimewa, menurut Aminuddin, adalah cara warga Kademangan menjadikan ruang publik sebagai etalase budaya dan ekonomi rakyat. Ia pun mendorong agar Demang Fair masuk dalam kalender tahunan pariwisata Kota Probolinggo.
“Kekayaan budaya nonbenda yang ditampilkan malam ini sangat potensial. Kita harus angkat dan, bila perlu, hak patenkan sebagai warisan budaya kita,” tegasnya.
Wali Kota juga menyampaikan rasa hormatnya pada semangat masyarakat Kademangan yang terus bergerak meski secara geografis berada di wilayah selatan. Ia menekankan bahwa kemajuan kota tidak boleh terpusat, tapi harus merata.
“Kademangan membuktikan bahwa wilayah pinggiran pun bisa menjadi pusat kreativitas dan penggerak perubahan. Ini luar biasa,” tambahnya.
Lurah Kademangan, Bagus Prasetyo, dalam laporannya menjelaskan bahwa Demang Fair sejatinya bukan kegiatan baru. Acara ini sempat rutin digelar pada awal 2000-an, namun vakum lebih dari dua dekade. Kini, berkat semangat baru dalam program Kademangan Bangkit, kegiatan tersebut diinisiasi ulang dengan nuansa yang lebih segar dan kolaboratif.
“Kami tempatkan acaranya di waktu jeda sekolah. Setelah ujian, sebelum pembagian rapor. Jadi selain menghibur, ini juga jadi ruang edukasi dan ekspresi anak-anak,” jelas Bagus.
Salah satu magnet Demang Fair adalah festival lampu hias buatan warga RW 1, yang menjadi tuan rumah pelaksanaan tahun ini. Kreativitas warga menciptakan suasana malam yang penuh cahaya dan semangat gotong royong.
Selain itu, berbagai lomba juga digelar dan diumumkan pemenangnya malam itu, seperti lomba kebersihan stand UKM/non-UKM, stand terfavorit pembeli, serta lomba menggambar dan melukis anak-anak. Lurah Bagus menyebut ini sebagai bentuk pemberdayaan langsung yang tumbuh dari masyarakat.
“Paguyuban UMKM secara swadaya menggelar lomba stand ini. Ini bukti bahwa masyarakat kita telah mandiri dan berdaya,” katanya bangga.
Demang Fair 2025 telah membuktikan bahwa kreativitas lokal, jika difasilitasi dengan baik, bisa menjadi penggerak utama perubahan sosial dan ekonomi. Kota Probolinggo kini punya alasan kuat untuk menjadikan Kademangan sebagai contoh model pembangunan berbasis budaya dan komunitas.
Dengan kolaborasi lintas sektor — dari warga, pemerintah kelurahan, UMKM, hingga pelaku seni — Demang Fair tak hanya menghadirkan euforia, tetapi juga memupuk identitas kolektif dan harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah. (es/fa)