- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
: Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, saat mengunjungi Posyandu Desa Kabuaran pada Senin (16/6/2025).
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 17 Juni 2025 | 05:45 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 3K
Lumajang, InfoPublik – Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, mencatat capaian membanggakan dengan berhasil mencapai nol kasus stunting pada pertengahan tahun 2025. Atas dasar itu, Desa Kabuaran layak menjadi desa percontohan dalam percepatan penurunan stunting di daerah.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, saat mengunjungi Posyandu Desa Kabuaran pada Senin (16/6/2025).
Dewi Natalia mengapresiasi komitmen para kader posyandu serta partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung layanan Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer) yang dijalankan secara konsisten dan berkualitas.
“Ini bukan sekadar angka nol. Ini adalah bukti kerja nyata masyarakat dan kader di tingkat desa dalam memastikan anak-anak tumbuh sehat dan bebas stunting,” ujarnya.
Keberhasilan Desa Kabuaran sejalan dengan capaian makro Kabupaten Lumajang yang mencatat penurunan angka stunting dari 29,9 persen pada tahun 2024 menjadi 23,4 persen di awal 2025. Pemerintah kabupaten menargetkan angka tersebut terus menurun hingga mencapai 18 persen pada akhir tahun, mendekati target nasional.
Kunci keberhasilan Desa Kabuaran terletak pada penguatan layanan posyandu berbasis ILP yang terintegrasi dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Salah satunya adalah pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi yang dibuat dari bahan pangan lokal seperti telur, tempe, kacang hijau, dan sayuran. Menu disesuaikan dengan kondisi balita berdasarkan hasil timbang bulanan.
Tidak hanya memberikan layanan dasar, Posyandu Kabuaran juga berfungsi sebagai pusat edukasi keluarga. Para ibu dibekali pengetahuan mengenai ASI eksklusif, MPASI sehat, kebersihan lingkungan, dan pola pengasuhan anak. Peran kader sangat menonjol dalam membangun kesadaran masyarakat secara menyeluruh.
Dewi Natalia menegaskan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti konkret efektivitas pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) yang berjalan optimal berkat komitmen dan semangat gotong royong.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada program pusat. Harus dimulai dari desa. Dan Desa Kabuaran telah membuktikannya,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar desa-desa lain meniru strategi yang diterapkan di Kabuaran, termasuk pengalokasian anggaran untuk PMT yang tepat sasaran dan penguatan fungsi edukatif posyandu.
“Gerakan ini harus menjadi gerakan kolektif lintas desa dan lintas sektor. Karena stunting adalah urusan kita semua,” ujarnya.
Dengan semangat dan komitmen yang terus dijaga, Dewi Natalia optimistis Kabupaten Lumajang akan menjadi daerah unggul dalam pembangunan sumber daya manusia sejak usia dini.
“Kita mulai dari desa, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat, lebih kuat, dan siap bersaing,” pungkasnya.
(MC Kab. Lumajang/An-m)