- Oleh MC KOTA PROBOLINGGO
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:42 WIB
: Tradisi Belah Jimat Kembali Digelar, Kentongan Lembu Suro Diarak
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Senin, 30 Juni 2025 | 16:12 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 197
MAYANGAN, InfoPublik – Kawasan Klenteng di Kelurahan Mangunharjo, Kota Probolinggo, disulap menjadi lautan manusia pada Minggu pagi (29/6/2025) dalam gelaran budaya tahunan Belah Jimat Mangunharjo. Tradisi yang telah melekat erat dalam sejarah lokal ini kembali digelar dengan semarak, memadukan nilai sejarah, spiritualitas, seni budaya, hingga penggerak ekonomi lokal.
Puluhan pertunjukan seni tradisional dan kontemporer dari berbagai komunitas mengisi panggung budaya. Penampilan tari-tarian, musik daerah, hingga atraksi lintas etnis menggambarkan keragaman dan harmoni antarbudaya yang menjadi kekuatan identitas Kota Probolinggo. Tak kalah menarik, deretan stan kuliner dan produk UMKM warga menambah semarak dan memberi dampak nyata bagi perputaran ekonomi warga setempat.
Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, yang hadir langsung di lokasi, menyampaikan bahwa Belah Jimat bukan hanya agenda seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk membangkitkan kesadaran sejarah dan potensi kawasan Pecinan sebagai destinasi wisata budaya yang berkelanjutan.
“Sebentar lagi daerah ini akan kita kembangkan menjadi China Town atau kawasan Pecinan. Tidak lagi sekadar menunggu event, tapi jadi kawasan hidup yang ramai dan kreatif setiap hari,” ujarnya.
Ia juga memperkenalkan slogan pembangunan baru Kota Probolinggo: Bersolek – akronim dari Bersih, Elok, Ramah, Sejahtera, Organik, Lestari, Edukatif dan Kreatif, yang sejalan dengan semangat pelestarian budaya lokal dan pengembangan ekonomi kreatif.
Rangkaian kegiatan Belah Jimat telah dimulai sejak Jumat (27/6), diawali dengan ziarah ke makam para kepala desa Mangunharjo terdahulu – bentuk penghormatan kepada pendiri awal wilayah ini, saat statusnya masih desa. Pada malam harinya, dilanjutkan istigasah dan jamasan Kentongan Lembu Suro, pusaka warisan kepala desa kedua yang dibuat tahun 1918.
Puncak perayaan ditandai dengan arak-arakan Kentongan Lembu Suro yang diikuti seluruh RW se-Kelurahan Mangunharjo. Arak-arakan ini bukan sekadar tontonan budaya, melainkan bentuk pengingat nilai perjuangan, solidaritas, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Menurut Lurah Mangunharjo, Hari, kegiatan ini adalah ruang edukasi publik yang perlu terus dihidupkan. “Tradisi ini menanamkan pemahaman sejarah lokal kepada generasi muda, memperkenalkan seni dan budaya lokal, serta menggerakkan roda ekonomi warga melalui pelibatan UMKM,” jelasnya.
Kegiatan yang berlangsung meriah ini turut dihadiri para pejabat dan tokoh masyarakat, termasuk Ketua TP PKK dr. Evariani Aminuddin, Sekda drg. Ninik Ira Wiabawati, Camat Mayangan Agus Dwiwantoro, Kapolsek Heri Sugiono, hingga para RT, RW, tokoh agama dan tokoh adat.
Mereka menyatakan komitmennya untuk terus menjadikan Belah Jimat sebagai ikon budaya Kota Probolinggo, sekaligus motor penggerak kebangkitan ekonomi masyarakat berbasis komunitas dan kearifan lokal. (uby/pin)