- Oleh MC KAB BENGKALIS
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:45 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Kamis, 3 Juli 2025 | 07:32 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 262
Pekanbaru, InfoPublik — Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 menjadi momentum bagi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dalam urusan lingkungan hidup. Salah satu bentuk nyata yang tengah dipersiapkan adalah Bhayangkara Run yang akan digelar pada 13 Juli 2025.
Tak sekadar ajang olahraga, kegiatan ini dirancang sebagai ruang untuk menyuarakan kepedulian terhadap Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Kapolda Riau, Herry Heryawan, menyebut bahwa event lari ini akan dikemas dengan nilai-nilai edukatif yang menyentuh berbagai aspek sosial dan lingkungan. Selain nuansa budaya Melayu yang akan diangkat, tema besar pelestarian lingkungan juga menjadi sorotan utama.
“Kita ingin membangun kesadaran kolektif kepada saudara-saudara kita yang tinggal di kawasan Tesso Nilo,” ujarnya di Lapangan Helipad Kediaman Gubernur Riau, Selasa (1/7/2025).
Ia menegaskan, upaya pelestarian lingkungan memerlukan pendekatan menyeluruh. Karena itu, Bhayangkara Run juga akan membawa pesan tentang pentingnya global security, human security, dan etika lingkungan sebagai fondasi hidup berkelanjutan.
Dengan arahan langsung dari Gubernur Riau, Abdul Wahid, Polda Riau bersama Forkopimda terus membangun kerja sama strategis. Kolaborasi ini juga melibatkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), serta berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat sipil.
Menurut Kapolda, persoalan lingkungan seperti di TNTN dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh tidak bisa diselesaikan sendiri. Diperlukan strategi lintas sektoral, komunikasi yang efektif dengan masyarakat, serta komitmen kuat untuk menciptakan solusi cepat dan tepat.
“Dengan menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, Forkopimda siap membangun Provinsi Riau secara kolaboratif untuk terus meningkatkan kualitas serta memberikan makna dan nilai dalam pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Hingga pertengahan 2025, Polda Riau telah menerima 25 laporan polisi terkait pelanggaran lingkungan di kawasan konservasi. Seluruh laporan tersebut kini tengah dalam proses penanganan, baik di tingkat Polda maupun Polres.
“25 laporan polisi ini tersebar di Polres maupun Polda. Mudah-mudahan dengan bantuan dari Kejaksaan Tinggi, persoalan ini segera P21,” tutup Kapolda.
(Mediacenter Riau/wjh)