- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:12 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Senin, 7 Juli 2025 | 05:17 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 107
Pekanbaru, InfoPublik — Gubernur Riau, Abdul Wahid, resmi menyandang gelar adat kehormatan “Datuk Seri Setia Amanah” yang ditabalkan langsung oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Raja Marjohan Yusuf.
Prosesi adat dimulai dengan pengalungan pingat, penyelipan kris, hingga tepuk tepung tawar sebagai simbol penyucian dan doa keselamatan. Rangkaian tersebut menandai pengukuhan Abdul Wahid sebagai Payung Panji Adat Masyarakat Melayu Riau.
Acara ini dihadiri para tokoh adat, pemuka agama, pejabat daerah, dan undangan kehormatan lainnya. Balai Adat LAMR tampak semarak dengan kain songket, tanjak, serta iringan musik tradisional Melayu yang memperkuat nuansa adat.
Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menekankan bahwa pemberian gelar adat bukan sekadar penghargaan simbolik, melainkan mengandung tanggung jawab moral yang besar.
“Pemberian gelar ini merupakan tradisi penting dalam masyarakat Melayu. Kepala daerah di Riau merupakan payung panji masyarakat Melayu, sehingga penabalan gelar Datuk Seri Setia Amanah menjadi kewajiban LAMR,” jelas Taufik di Balai Adat LAMR Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Sabtu (5/7/2025).
Ia menambahkan, jika LAMR tidak menabalkan gelar adat ini, maka lembaga adat akan dianggap melanggar aturan adat itu sendiri.
“Penabalan ini menegaskan Gubernur Riau Abdul Wahid sebagai figur yang diharapkan menjaga, memajukan, serta melestarikan adat dan budaya Melayu,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Abdul Wahid mengaku terharu dan merasa terhormat menerima gelar tersebut. Ia menegaskan akan semakin berkomitmen menjaga adat, memperkuat persatuan, serta memajukan Provinsi Riau tanpa melupakan akar budaya Melayu.
“Gelar ini bukan hanya kehormatan, tetapi amanah yang harus dijaga. Saya berkomitmen membawa Riau maju dengan tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan identitas Melayu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penabalan, Datuk Afrizal Alang, menjelaskan bahwa gelar Datuk Seri Setia Amanah hanya diberikan kepada kepala daerah yang sudah definitif. Gelar tersebut akan gugur dengan sendirinya ketika masa jabatan berakhir.
“Gelar ini tidak melekat seumur hidup. Ketika jabatan kepala daerah selesai, maka gelar pun akan berakhir,” jelas Datuk Alang.
Seusai prosesi, acara ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah. Kehangatan dan rasa kekeluargaan terpancar kuat, menunjukkan bahwa adat bukan sekadar simbol, tetapi napas yang menyatukan masyarakat Melayu Riau dari generasi ke generasi.
(Mediacenter Riau/bib)