- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:28 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Selasa, 8 Juli 2025 | 03:51 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 367
Pekanbaru, InfoPublik — Tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), kini menjadi sorotan dunia setelah viralnya aksi menawan seorang penari cilik, Rayyan Arkan Dikha (Dikha), yang tampil energik di atas perahu jalur. Aksi Dikha yang dijuluki "Aura Farming" ini mencuri perhatian publik dan membawa kebanggaan luar biasa bagi masyarakat Kuansing.
Ibu Dikha, Rani Ridawati (36), mengaku tidak menyangka anak keduanya bisa viral hingga dikenal luas. "Senang, tidak menyangka juga. Bangga sekali melihatnya," ungkap Rani di Kabupaten Kuansing, Senin (7/7/2025).
Dikha yang lahir pada 28 Desember 2014 ini sudah menari di Pacu Jalur sejak tiga tahun terakhir. Ia rutin berlatih tiga kali seminggu bersama tim jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo, di mana ayahnya, Jufriono (40), juga merupakan atlet Pacu Jalur.
"Belajar otodidak saja, karena sering ikut latihan bersama ayah. Awalnya takut jatuh, tapi sekarang sudah terbiasa," ujar Rani.
Dikha menari secara spontan saat jalur melaju kencang, meskipun di awal sempat terjatuh beberapa kali. Namun, keberanian dan bakat alaminya membuatnya kini semakin piawai berdiri di ujung perahu.
Meski viral dan banyak diidolakan, Dikha tetap anak biasa yang bersekolah di SD 013 Desa Pintu Gobang, Kari, Kuantan Singingi. Ia tidak pernah belajar menari di sekolah, hanya mendampingi ayahnya latihan Pacu Jalur.
"Kalau di sekolah tidak pernah menari, hanya ikut ayah latihan," tutur Dikha dengan polos.
Aksinya kini ditiru banyak tokoh dan publik figur, termasuk Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, klub sepak bola PSG dan AC Milan, serta artis Luna Maya.
Saat ditanya perasaannya, Dikha mengaku senang. "Senang saja, menari itu spontan," ujarnya.
Selain menari, Dikha memiliki cita-cita menjadi prajurit TNI saat dewasa. Namun, ia tetap berkomitmen melestarikan tradisi Pacu Jalur.
"Cita-citanya ingin jadi tentara, tapi Pacu Jalur tetap dijalani," kata Rani, sambil tersenyum.
Sebagai orang tua, Rani berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah untuk para atlet Pacu Jalur. "Harapannya ada pembinaan dan fasilitas dari pemerintah pusat. Sekarang Pacu Jalur sudah mendunia. Kalau bisa, arena pacu diperbaiki, dan atlet-atletnya lebih diperhatikan," harap Rani.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menyebut Pacu Jalur sebagai simbol kekuatan, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Kuansing.
"Viralnya Pacu Jalur membuktikan kearifan lokal Riau memiliki daya pikat universal. Ini momentum emas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan menumbuhkan kebanggaan masyarakat lokal terhadap budaya sendiri," jelas Roni, Senin (7/7/2025).
Pacu Jalur juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Roni memprediksi lonjakan wisatawan pada Festival Pacu Jalur yang akan digelar 20–24 Agustus mendatang.
"Ini kebanggaan luar biasa bagi kami, khususnya Kuansing. Budaya lokal kita terbukti memiliki daya tarik global," ujar Roni.
Bagi masyarakat yang penasaran ingin menyaksikan langsung aksi Dikha dan merasakan semarak Pacu Jalur, Festival Agustus mendatang menjadi momen yang sayang untuk dilewatkan.
(Mediacenter Riau/MC Riau)