Jemaah Haji Kota Probolinggo Tiba di Tanah Air, 1 Meninggal Dunia dan 1 Masih Dirawat

Probolinggo, Infopublik — Pemerintah Kota Probolinggo menyampaikan rasa syukur atas kembalinya para jemaah haji ke tanah air setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji 2025. Sebanyak 214 jemaah haji dari Kota Probolinggo yang tergabung dalam Kloter 86 tiba pada Selasa (8/7/2025) dini hari. Namun, kepulangan ini juga dibarengi dengan kabar duka: satu jemaah wafat dalam perjalanan pulang dan satu lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Maryati Kamijo Ponco Diryo, 66 tahun, warga Jalan Lawu, Kelurahan Ketapang, meninggal dunia di dalam pesawat pada Senin (7/7) pukul 16.45 WIB saat pesawat berada di atas wilayah Kota Medan. Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo, Didik Kurniawan, almarhumah memiliki riwayat hipertensi dan sebelumnya sudah mendapatkan penanganan oleh tim medis dalam penerbangan.

“Ketika kondisinya mulai menurun, almarhumah dipindahkan ke kursi kelas bisnis agar bisa mendapat penanganan lebih baik. Namun takdir berkata lain,” ungkap Didik.

Jenazah almarhumah langsung dibawa ke RS Haji Sukolilo Surabaya dan kemudian dipulangkan ke rumah duka di Probolinggo. Maryati berangkat menunaikan ibadah haji bersama suaminya.

Selain kabar duka, terdapat satu jemaah yang mengalami gangguan kesehatan setelah turun dari pesawat. Sulina, warga Perum Citarum Kentangan, mengalami sesak napas dan langsung dilarikan ke RS Haji Sukolilo untuk mendapat perawatan medis. Kondisinya saat ini masih dalam pemantauan tim kesehatan.

Dalam kloter 86, sebanyak 380 jemaah haji berasal dari Kota Probolinggo, Kabupaten Kediri, Tuban, dan Bojonegoro. Seluruh jemaah dari Kota Probolinggo tersebar di 16 hotel berbeda selama menjalani ibadah di Tanah Suci, yang menurut Didik mempengaruhi efisiensi pengawasan dan pendampingan.

“Meskipun tidak kami anggap sebagai kendala utama, pembagian hotel ini menyulitkan koordinasi dan pelayanan. Kami tetap upayakan pendekatan langsung ke tiap lokasi,” tambahnya.

Dari Kota Probolinggo, tim pendamping terdiri dari 4 petugas haji daerah, 2 tenaga kesehatan, serta 1 pembimbing ibadah. Didik menegaskan bahwa secara umum semua jemaah berhasil menyelesaikan rangkaian rukun haji, namun evaluasi tetap dibutuhkan untuk memperbaiki sistem di tahun-tahun mendatang.

Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, menyampaikan rasa syukur atas kembalinya jemaah dan menyatakan dukacita mendalam atas wafatnya salah satu warganya. Ia juga menyoroti pentingnya layanan lanjutan bagi jemaah, terutama dalam aspek kesehatan dan dukungan psikososial pasca perjalanan panjang.

“Kita doakan yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Dan yang masih dirawat semoga segera pulih. Terima kasih kepada seluruh petugas dan pihak yang telah bekerja keras mengawal proses haji ini,” ujar dr. Aminuddin.

Kisah perjalanan jemaah haji Kota Probolinggo tahun ini menunjukkan pentingnya penguatan layanan kesehatan, kesiapan logistik, dan komunikasi antar instansi. Distribusi jemaah ke hotel-hotel yang tersebar sebaiknya menjadi perhatian khusus bagi Kementerian Agama dan pemerintah daerah di masa mendatang agar pendampingan lebih efektif.

Dukungan bagi jemaah yang mengalami musibah juga harus diiringi tindak lanjut berupa edukasi kesehatan bagi calon haji serta peningkatan peran tenaga medis dan konselor spiritual. (fa/pin)