- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:40 WIB
: ketua dekranasda Kota Jambi Dr. dr. Hj. Nadiyah Maulana, Sp.OG menghadiri HUT Ke-45 Dekranas
Oleh MC KOTA JAMBI, Senin, 14 Juli 2025 | 12:24 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 166
Balikpapan, Infopublik — Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di BSCC Dome Balikpapan tak hanya menampilkan kekayaan kriya Nusantara, tapi juga membuka diskusi serius soal masa depan industri kerajinan nasional di tengah tantangan globalisasi.
Ribuan pelaku UMKM, perajin daerah, serta seluruh jajaran Ketua Dekranasda se-Indonesia hadir dalam agenda tiga hari bertajuk "Perajin Berdaya, Mendunia". Tidak sekadar selebrasi, perhelatan ini menjadi arena strategis untuk mendorong produk lokal agar naik kelas—dari sekadar konsumsi domestik ke pasar ekspor.
Salah satu sorotan datang dari Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Jambi, Nadiyah Maulana, yang menegaskan pentingnya mendampingi perajin agar tidak hanya eksis di daerah, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional dan global.
“Batik Jambi adalah salah satu kekuatan kriya lokal kita. Tapi tidak cukup hanya dikenal di Jambi. Kami ingin bawa ini ke pameran internasional dan platform digital global,” ujar Nadiyah usai mengikuti rangkaian kegiatan Dekranas.
Isu kesenjangan pembinaan perajin menjadi perhatian serius Ketua Umum Dekranas, Selvi Gibran Rakabuming, dalam pidatonya. Ia menyoroti fakta bahwa banyak perajin belum tersentuh akses pasar, pelatihan digital, hingga legalitas usaha.
“Kita harus hadir di tempat-tempat yang tidak terjangkau. Banyak perajin butuh pendampingan soal media sosial, perizinan, dan pemasaran online. Itu kunci agar kita bisa benar-benar mendunia,” tegas Selvi.
Pernyataan ini tidak berdiri sendiri. Dekranas Pusat juga mendorong setiap daerah memperkuat kapasitas Dekranasda untuk memberi pelatihan berbasis kebutuhan pasar global, termasuk adaptasi terhadap standar ekspor, pengemasan, dan storytelling produk kriya.
Rangkaian pameran dan forum kerja sama di acara ini juga memunculkan satu benang merah penting: ekosistem industri kerajinan harus dibangun lintas daerah dan lintas sektor. Artinya, bukan hanya pelatihan dan promosi, tetapi juga kolaborasi antar Dekranasda untuk saling berbagi praktik baik, termasuk dalam hal pembiayaan, branding, dan distribusi.
“Bukan hanya bantu jualan. Tapi bagaimana kita bantu mereka memahami tren, inovasi, dan jaringan pasar. Itulah misi Dekranasda ke depan,” jelas Nadiyah.
Peringatan Dekranas ke-45 tahun ini menjadi sinyal bahwa masa depan UMKM kriya Indonesia akan bergantung pada kemampuan adaptasi terhadap digitalisasi dan pasar global. Bukan hanya mengenalkan produk budaya, tetapi menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan dari warisan tersebut.
Dihadiri pula oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk dan Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, forum ini mendorong penguatan regulasi dan dukungan pemerintah dalam membuka akses lebih besar bagi UMKM lokal ke pasar nasional dan internasional.
Agenda Dekranas ke-45 ini mencerminkan perubahan paradigma. Dari sekadar ajang pameran tahunan, menjadi platform kebijakan dan strategi pemberdayaan ekonomi lokal. Jika dikawal serius, arah ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan industri kriya yang bukan hanya kaya secara budaya, tetapi juga kompetitif secara ekonomi.
“Kita harus jadikan kerajinan sebagai tulang punggung ekonomi kreatif daerah. Bukan hanya warisan, tapi juga sumber penghidupan,” tutup dr. Nadiyah Maulana.