Pantau Harga dan Infrastruktur, Pemkot Probolinggo Siap Revitalisasi Pasar dan Stabilkan Bahan Pokok

Probolinggo, Infopublik – Pemerintah Kota Probolinggo serius mengendalikan inflasi dan menjamin ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. Wali Kota dr. Aminuddin bersama Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari melakukan sidak harga sekaligus inspeksi kondisi fisik dua pasar tradisional: Pasar Kronong Mayangan dan Pasar Wonoasih, Selasa (15/7/2025).

Langkah ini merupakan bagian dari upaya memastikan harga tetap stabil, stok tersedia, dan fasilitas pasar mampu mendukung geliat ekonomi lokal.

Wali Kota Aminuddin menyoroti harga cabai rawit merah yang masih tinggi, yakni antara Rp65.000 hingga Rp70.000/kg, jauh di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp57.000. “Kita harus evaluasi rantai distribusinya. Tapi ke depan, saya harap Dinas Pertanian mendorong petani lokal untuk tanam cabai. Kalau suplai dari dalam kota kuat, harga bisa lebih terkendali,” jelasnya saat ditemui di Pasar Wonoasih.

Ia menegaskan, stabilisasi harga tak bisa hanya bergantung pada pasar. Harus ada kebijakan hulu-hilir yang terintegrasi antara produksi, distribusi, dan pengawasan harga.

Tak hanya soal harga, perhatian juga tertuju pada kondisi fisik pasar. Pasar Kronong dan Pasar Wonoasih dinilai masih belum optimal dari sisi kenyamanan dan tata kelola.

“Pasar adalah wajah ekonomi rakyat. Kalau nyaman dan bersih, orang mau belanja langsung. Itu bisa menekan inflasi juga. Pasar bukan cuma soal jual beli, tapi juga pusat penggerak ekonomi mikro,” ujar Wali Kota.

Rencana ke depan, bedak-bedak liar di Pasar Kronong akan dibongkar untuk mendukung pemasangan palang parkir elektronik. Sementara Pasar Wonoasih akan diusulkan untuk dikerjasamakan dengan investor, mengingat anggaran pemeliharaan pasar terbatas.

Hal menarik disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUP) Fitriawati, yang mendampingi kegiatan. Ia menyatakan, justru emas menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kota Probolinggo, bukan bahan pangan.

“Warga Probolinggo senang beli emas. Walaupun harga dunia turun, di toko emas lokal tetap tinggi. Ini turut menyumbang angka inflasi kota,” ungkapnya.

Untuk kebutuhan pokok, Fitriawati memastikan stok beras dan minyak goreng masih dalam kondisi aman. Pemerintah telah berkoordinasi dengan Bulog dan menyediakan beras SPHP di Warung TPID dan toko Kopi Siaga.

“Kami juga rutin menggelar pasar murah setiap hari Rabu di titik-titik strategis. Jadi masyarakat tidak perlu panik, stok aman dan harga bisa dijangkau,” tambahnya.

Sidak pasar ini turut diikuti oleh berbagai pihak, termasuk Forkopimda, Kepala BPS Kota Probolinggo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Staf Ahli Wali Kota, DKUP, DPKPP, serta perangkat daerah terkait lainnya.

Keterlibatan lintas OPD ini menunjukkan bahwa pengendalian inflasi bukan tugas satu dinas semata, tapi tanggung jawab bersama, yang mencakup aspek ekonomi, infrastruktur, sosial, dan tata kelola pasar.(mir/fa)