- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Ilustrasi lahan pertanian di Kabupaten Buleleng.(Dok.distan.bulelengkab.go.id)
Oleh MC KAB BULELENG, Rabu, 16 Juli 2025 | 18:40 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 164
Buleleng, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berkomitmen memperkuat ketahanan pangan daerah, melalui pengembangan Neraca Bahan Makanan (NBM) yang diperbarui secara berkala.
Langkah itu diambil untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, merata, dan bergizi bagi seluruh masyarakat. NBM menjadi alat vital dalam memetakan potensi, kebutuhan, serta kekurangan pangan di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, I Gede Putra Aryana, mengatakan bahwa NBM membantu pemerintah memahami kondisi pangan secara menyeluruh.
“Melalui neraca ini, kita bisa mengetahui apa yang kita miliki, apa yang kurang, dan bagaimana memastikan akses pangan yang cukup dan sehat bagi masyarakat,” ujarnya.
Komoditas utama yang menjadi fokus dalam penyusunan NBM meliputi beras, jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, sayur dan buah lokal, daging ayam, ikan, telur, serta minyak nabati.
Pemilihan komoditas itu didasarkan pada kebutuhan konsumsi harian masyarakat sekaligus potensi unggulan lokal yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Proses penyusunan NBM melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, Bappeda, kelompok tani, BUMDes, pelaku usaha lokal, hingga akademisi.
Data dikumpulkan melalui survei rumah tangga dan pencatatan produksi dari sektor pertanian, peternakan, serta perikanan. Selanjutnya, data diolah menggunakan perangkat lunak *National Food Management System* (NFMS) untuk menghasilkan neraca yang akurat dan responsif terhadap dinamika pangan.
“NBM bukan sekadar kumpulan angka, melainkan instrumen perencanaan yang mendasari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), hingga program kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bahkan, dalam situasi bencana atau krisis, data ini menjadi panduan penting,” tegas Aryana.
Untuk memastikan relevansi data, NBM diperbarui setiap tiga bulan. Namun, lebih dari itu, Aryana menekankan pentingnya NBM sebagai pendorong terwujudnya desa-desa mandiri pangan.
“Target kami bukan hanya ketahanan pangan, melainkan kedaulatan pangan. Kami ingin Buleleng mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri,” ujarnya. (MC Kab.Buleleng/Rka)