Layanan Dasar Lebih Modern, Posyandu di Probolinggo Siap Terapkan Sistem Digital Terpadu

Mayangan, InfoPublik – Posyandu kini tak lagi sekadar tempat timbang balita dan imunisasi. Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) mendorong transformasi peran Posyandu menjadi pusat layanan dasar masyarakat yang terintegrasi dan berbasis digital.

Langkah ini diwujudkan melalui Sosialisasi Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang digelar di Pendopo Kecamatan Mayangan, Rabu (23/7/2025), sebagai bagian dari strategi nasional memperluas akses dan kualitas layanan publik di tingkat paling bawah: kelurahan dan RW.

Ketua Tim Pembina Posyandu sekaligus dokter dan tokoh perempuan Kota Probolinggo, Evariani Aminuddin, membuka acara dengan penegasan: posyandu harus berevolusi. “Posyandu tidak lagi hanya urusan dinas kesehatan. Kini berkembang menjadi titik layanan untuk enam bidang utama—mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial, hingga ketertiban umum,” ujar Evariani.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, inovasi, dan digitalisasi untuk menjadikan Posyandu bukan hanya aktif, tetapi mandiri dan menjadi jantung pelayanan masyarakat.

Kepala Dinsos PPPA, Rey Suwigtyo, menyebut bahwa implementasi 6 SPM Posyandu bukan hanya soal konten layanan, tapi juga tentang cara kerja baru. Melalui kolaborasi dengan startup teknologi lokal PT Amro Multi Solution, Pemkot memperkenalkan dashboard digital posyandu.

“Tidak ada lagi laporan tulis tangan. Posyandu akan menggunakan aplikasi digital. Setiap Posyandu akan kami fasilitasi dengan tablet khusus, dan laporan langsung terintegrasi ke sistem pemantauan kota,” ungkap Rey.

Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi data, dan kecepatan respons pelayanan, mulai dari data balita stunting, ibu hamil, lansia, hingga intervensi sosial atau perumahan.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari sosialisasi berjenjang di lima kecamatan, sebagai tahap awal menuju pelatihan teknis yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Para kader tidak hanya akan memahami 6 SPM, tetapi juga dilatih keterampilan teknologi, termasuk penggunaan dashboard, pemetaan kasus, hingga pelaporan insiden layanan.

“Posyandu 6 SPM punya nilai strategis dalam mempercepat capaian pembangunan manusia dan menekan angka stunting, kemiskinan, hingga ketimpangan layanan,” tambah Rey.

Sebagai bagian dari acara, Pemerintah Kota juga menyerahkan penghargaan Lomba Posyandu Terbaik Tahun 2025 kepada: Kelurahan Kebonsari Kulon – Terbaik 1, Kelurahan Sukabumi – Terbaik 2, dan Kelurahan Jati – Terbaik 3

Penghargaan ini menjadi motivasi sekaligus indikator praktik baik yang bisa direplikasi oleh Posyandu lain di seluruh Kota Probolinggo.

hadir dalam kegiatan ini Ketua DPRD Kota Probolinggo, camat dan lurah se-Mayangan, serta para kader Posyandu yang antusias terhadap perubahan paradigma ini. Selain sesi presentasi, juga digelar diskusi interaktif yang memperkuat pemahaman kolektif akan tugas strategis posyandu dalam sistem pemerintahan berbasis masyarakat.

Langkah Probolinggo ini sejalan dengan arahan Presiden RI dan agenda prioritas nasional, yakni memperkuat layanan dasar, mengentaskan kemiskinan ekstrem, dan mendorong digitalisasi layanan publik hingga level kelurahan.

“Kami berharap Posyandu menjadi titik temu antara kebijakan dan kebutuhan warga, yang melayani bukan hanya secara fisik, tapi juga dengan data, sistem, dan ketepatan respon,” tutup Evariani. (Crl/uby)