Glaser Jadi Pusat Kuliner Halal dan Inklusif, Ini Strategi Probolinggo Bangun Ekonomi Syariah

Kanigaran, InfoPublik – Kawasan wisata kuliner Gladak Serang (Glaser) malam itu terasa berbeda. Tak sekadar dipenuhi aroma lezat makanan, Glaser kini resmi diluncurkan sebagai Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat)—ikon baru Kota Probolinggo dalam membangun ekosistem ekonomi syariah dan UMKM yang berdaya saing global.

Acara soft launching Zona KHAS, Rabu malam (23/7/2025), dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, perbankan, dan komunitas pelaku usaha, yang bersama-sama menandai transformasi Glaser sebagai kawasan kuliner halal digital pertama di kota ini.

Wali Kota Probolinggo Aminuddin, menyoroti data krusial yang perlu ditindaklanjuti: dari 16.000 pelaku UMKM kuliner, baru sekitar 1.000 yang memiliki sertifikat halal. “Artinya baru 16 persen. Ini tantangan bersama. Bukan hanya untuk pemerintah, tapi seluruh ekosistem—dari perbankan, MUI, sampai edukator,” tegas Wali Kota.

Ia menambahkan, Zona KHAS bukan hanya etalase kuliner halal, tetapi simbol komitmen kota terhadap keamanan pangan, kesehatan publik, dan inklusi ekonomi berbasis nilai keislaman dan keberlanjutan.

Wali Kota yang akrab disapa Dokter Amin ini juga mengungkapkan strategi besar Kota Probolinggo dalam mendorong konsumsi lokal dan pariwisata berbasis ekonomi rakyat. “Dalam empat bulan terakhir, kami sudah gelar hampir 300 event—besar dan kecil. Semua demi memberi ruang gerak seluas mungkin untuk UMKM. Dan Glaser ini jadi salah satu puncaknya.”

Prof. Abdul Mohngid, Wakil Direktur Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jatim, menyebut Glaser sebagai proyek nyata ekonomi syariah di tingkat kota.

“Ini bukan hanya soal halal. Tapi bagaimana halal dipadukan dengan akses permodalan, ekosistem digital, dan inklusi sosial,” ujarnya.

Pimpinan Bank Indonesia Malang, Febrina, menilai Kota Probolinggo berhasil menciptakan profil UMKM yang sehat dan bankable. “Lonjakan akses UMKM ke pembiayaan terjadi signifikan, terutama via KUR Syariah dan digitalisasi pembayaran dengan QRIS. Kini pedagang Glaser sudah terdata dan terintegrasi dalam satu ekosistem,” jelasnya.

Wali Kota Aminuddin menutup acara dengan ajakan yang penuh visi. Ia menegaskan bahwa Zona KHAS tidak boleh berhenti hanya sebagai proyek seremonial, tetapi harus tumbuh menjadi destinasi edukatif.

“Jadikan tempat ini lebih dari sekadar makan. Jadikan Glaser sebagai ruang edukasi halal, tempat wisata sehat, dan simbol wajah baru Probolinggo yang modern, bersih, dan spiritual,” tegasnya.

Sebagai langkah lanjutan, Pemkot bersama perbankan dan KDEKS juga mulai menyusun peta jalan percepatan sertifikasi halal massal untuk minimal 10.000 UMKM dalam dua tahun ke depan, termasuk fasilitasi sertifikasi BPOM dan pendampingan legalitas usaha.

Setelah peluncuran, malam itu dilanjutkan dengan sosialisasi akses permodalan, strategi branding digital, dan coaching halal bagi pelaku UMKM. Antusiasme peserta tinggi, terutama dari kalangan penjual makanan kaki lima dan pelaku usaha milenial yang mulai merambah pasar daring.

Acara ini mempertegas posisi Glaser bukan hanya zona wisata, tetapi juga inkubator ekonomi rakyat berbasis nilai.

Dengan peluncuran Zona KHAS di Glaser, Kota Probolinggo menempatkan diri dalam peta kota-kota pelopor ekonomi syariah dan digitalisasi UMKM di Indonesia. Dukungan lintas sektor, kolaborasi erat dengan BI dan KDEKS, serta semangat inovasi dari para pelaku UMKM menjadi modal penting menuju kemandirian ekonomi rakyat yang berkelanjutan dan berintegritas. (yul/fa)