- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Organisator ternama International Yacht Rally dan penggagas Sail Indonesia, Raymond Timotius Lesmana. Foto :Rayamond
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Sabtu, 26 Juli 2025 | 05:31 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 389
Langgur, InfoPublik – Penggagas Sail Indonesia dan organisator yacht rally internasional, Raymond Timotius Lesmana, mendorong Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) segera menetapkan lokasi strategis sebagai pelabuhan pariwisata tetap.
Hal ini disampaikan Raymond dalam kegiatan Wonderful Sail to Indonesia 2025 yang digelar di Pantai Ngiar Varat, Ohoidertawun, Kabupaten Malra, Jumat (25/7/2025).
Raymond menekankan bahwa meskipun wilayah Maluku Tenggara telah menjadi titik masuk (entry point) yacht rally selama 17 tahun, belum ada pelabuhan khusus yang menjadi prioritas peserta.
“Kami butuh cetusan kebijakan daerah untuk menetapkan pelabuhan pariwisata tetap. Dengan itu, regulasi imigrasi baru bisa diantisipasi tahun depan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penetapan lokasi pelabuhan akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan memungkinkan Maluku Tenggara menjadi entry dan exit point resmi, sehingga tak lagi tergantung pada fasilitas di kota tetangga seperti Tual.
“Kami siap jika ada komitmen. Tapi harus ada kantor imigrasi, karantina, dan bea cukai sendiri di sini,” tambah Raymond.
Tahun ini, Wonderful Sail to Indonesia 2025 diikuti oleh 26 kapal dari 13 negara, dengan total 65 peserta berdasarkan data paspor. Beberapa kapal seperti Akasa (Prancis), Navasana (Britania), dan Sabre II (Amerika Serikat) telah berangkat menuju Banda, sementara 23 kapal masih berlabuh di Ngiar Varat.
Raymond juga menyoroti potensi besar dalam diplomasi budaya yang ditawarkan oleh event ini. Interaksi peserta dengan warga lokal, kunjungan ke sekolah, serta aktivitas budaya dinilai memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.
Namun demikian, keterbatasan infrastruktur dan prosedur birokrasi seperti Clearance In, Clearance Out, Quarantine, Immigration, and Customs (CIQP) masih menjadi tantangan utama.
“Laut kita indah, tetapi tanpa marina dan penyederhanaan prosedur, potensi wisata bahari kita tidak tergarap maksimal,” pungkasnya.
MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun.