- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
: Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo Nani Ismail Mokodongan, Ketua BKOW Nurindah Rahim dan Ketua Dharma Wanita Provinsi Sulasri Ibrahim serta tamu undang lainnya, yang hadir pada pelaksanaan Peringatan Hari Kebaya Nasional yang dirangkaikan dengan Hari Anak Nasional Tahun 2025 tingkat Provinsi Gorontalo, Sabtu (26/7/2025). Foto – Nova Diskominfotik
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 26 Juli 2025 | 18:50 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 592
Kota Gorontalo, InfoPublik – Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie menegaskan kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan simbol keanggunan, keteguhan, dan identitas perempuan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan saat memimpin Peringatan Hari Kebaya Nasional 2025 yang dirangkaikan dengan Hari Anak Nasional tingkat Provinsi Gorontalo, di halaman Rumah Jabatan Gubernur, Sabtu (26/7/2025).
Didampingi Ketua TP-PKK Gorontalo Nani Ismail Mokodongan, Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Nurindah Rahim, dan Ketua Dharma Wanita Sulasri Ibrahim, Idah menyoroti antusiasme ratusan peserta dari organisasi perempuan, aktivis, pegiat anak, hingga tokoh masyarakat. Suasana semakin semarak dengan beragam kebaya bermotif unik yang dikenakan tamu, menegaskan kebaya tak lekang zaman.
“Berkebaya butuh nyali untuk menjaga tradisi di tengah arus modern, dan hati yang lahir dari cinta budaya bangsa,” tegas Idah.
Ia menepis anggapan kebaya kuno, justru menekankannya sebagai warisan budaya yang mencerminkan keberanian dan estetika perempuan Indonesia.
Sebagai bukti, Wagub perempuan pertama Gorontalo itu memamerkan kebaya modifikasi karyanya. Busana tersebut memadukan kebaya lama miliknya dengan sulaman karawo khas Gorontalo, kain jumputan Solo, dan motif parang sebagai simbol kolaborasi budaya.
“Ini bukti mencintai warisan tak harus mahal. Cukup dengan niat menjaga nilai luhur,” ujarnya.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Idah juga menekankan peran krusial perempuan sebagai “madrasah pertama” dalam menanamkan nilai budaya dan karakter kepada generasi penerus.
Acara ditutup dengan fashion show kebaya oleh pelajar TK hingga SMA serta parade busana karawo dari perwakilan BKOW, mengukuhkan semangat pelestarian budaya lokal.(mcgorontaloprov/echin)