- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 25 Agustus 2025 | 15:07 WIB
: Bupati Agam diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Drs Edi Busti MSi, menghadiri penutupan rangkaian Peringatan Perang Manggopoh ke-117 dan HUT ke-32 Lubuk Basung sebagai Ibu Kota Kabupaten Agam
Oleh MC KAB AGAM, Minggu, 27 Juli 2025 | 20:54 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 228
Agam, InfoPublik — Suasana penuh semangat dan reflektif menyertai penutupan rangkaian Peringatan Perang Manggopoh ke-117 serta HUT ke-32 Lubuk Basung sebagai Ibu Kota Kabupaten Agam, yang digelar di Lapangan GOR Buya Hamka Jorong Pasa Durian, Manggopoh, Lubuk Basung, Sabtu (26/7/2025).
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat sejarah perlawanan masyarakat Manggopoh terhadap penjajahan Belanda pada 1908, sekaligus refleksi atas perjalanan pembangunan Lubuk Basung sebagai pusat pemerintahan daerah.
Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Edi Busti menyampaikan bahwa peringatan ini harus menjadi titik tolak untuk membangun kesadaran sejarah dan semangat kolektif masyarakat.
“Ini bukan hanya mengenang masa lalu, tapi bagaimana kita menanamkan nilai perjuangan dalam diri generasi sekarang. Perjuangan itu tidak selesai di medan tempur, tapi dilanjutkan melalui pembangunan,” tegas Edi Busti dalam sambutannya.
Ia juga mengapresiasi seluruh panitia dan pihak yang telah mendukung kelangsungan acara, terutama keterlibatan masyarakat yang menjadikan peringatan ini sebagai milik bersama.
Inisiatif kegiatan ini berasal dari pokok pikiran (pokir) Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Ridwan, A.Md Dt Tumbijo, yang menekankan pentingnya pelestarian sejarah lokal sebagai fondasi pembangunan karakter.
“Perang Manggopoh adalah simbol keberanian dan kemandirian masyarakat Agam. Kita ingin nilai-nilai ini hidup dalam keseharian kita, terutama bagi generasi muda,” ujar Ridwan.
Ia menambahkan, sejarah lokal seperti ini harus terus dihidupkan lewat edukasi, seni budaya, serta partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan daerah.
Perang Manggopoh menjadi simbol bahwa masyarakat Agam memiliki warisan perlawanan dan semangat kemerdekaan. Kini, semangat itu diterjemahkan dalam bentuk partisipasi warga dalam pembangunan, pelestarian budaya, dan penguatan identitas daerah.
Peringatan ini menjadi ruang bersama untuk: Menguatkan jati diri daerah, Menumbuhkan kesadaran sejarah, dan Mendorong kolaborasi lintas elemen masyarakat dan pemerintah.
Dengan berakhirnya seluruh rangkaian kegiatan, Pemkab Agam berharap semangat perjuangan terus ditransformasikan menjadi kekuatan sosial dan budaya untuk membangun Agam yang lebih tangguh, berkarakter, dan berkelanjutan. (MC Agam/Fikry)